Jumat, 10 Agustus 2012

KARYA TULIS ILMIAH



MANFAAT MONUMEN YOGYA KEMBALI BAGI PARA PELAJAR


KARYA TULIS



logosma_kecil
Add caption
 








Di susun oleh : Resty Anggella
NIS :0660


PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
SMA NEGRI 1 LABUHAN RATU
TAHUN 2012

MANFAAT MONUMEN YOGYA KEMBALI BAGI PARA PELAJAR


Diajukan sebagai bukti kreatifitas siswa dalam penulisan karya tulis berdasarkan objek yang diamati




logosma_kecil
 








Di susun oleh : Resty Anggella
NIS :0660


PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
SMA NEGRI 1 LABUHAN RATU
TAHUN 2012

HALAMAN PENGESAHAN

Judul                            : Manfaat Monumen Yogya Kembali  Bagi Para Pelajar
Disusun Oleh              : Resty Anggella
Kelas                           : XII IPA
Program Study            : Ilmu Pengetahuan Alam
Nis                               :0660
Diterima dan disahkan sebagai hasil Laporan Karya Tulis Ilmiah
Hari         :
Tanggal  :
Tempat  : SMA Negeri 1 Labuhan Ratu

Mengetahui,
Kepala Sekolah


Drs. Suhartoyo, M.M
NIP. 19640412199903 1004
Pembimbing



Sumadi Resdianto,S.Pd.
NIP.  19700421 200501 1 008
                                               





MOTTO

Jalani hidup dengan semangat dan senyuman.
( Resty Anggella )
















PERSEMBAHAN

Karya tulis saya persembahkan kepada:
1.     Kepala SMA Negeri Labuhan Ratu, yang telah memberi izin untuk melakukan penulisan karya ilmiah.
2.      Bapak Sumadi Resdianto,S.Pd, selaku pembimbing yang telah memberikan arahan dalam menyelesaikan karya ilmiah.
3.     Ayah dan ibu tercinta, yang telah memberikan do’a dan dukungan untuk menyelesaikan karya ilmiah .
4.     Rekan-rekan seperjuangan.
5.     Almamater tercinta “ SMA Negeri 1 Labuhan Ratu “.











RIWAYAT HIDUP

1.         Nama                                       : Resty Anggella
2.         Tempat, Tanggal Lahir            : Rajabasa Lama, 04 April 1995
3.         Agama                                     : Islam
4.         Alamat                                                : Rajabasa Lama, Subing Puspa Barat
5.         Nama Orang tua     :
a.       Ayah      : Maryoto
b.      Ibu          : Suhartini
c.       Alamat   : Rajabasa Lama, Subing Puspa Barat
Riwayat Penidikan yang telah ditempuh adalah :
1. SD 1 Rajabasa Lama, lulus tahun 2007.
2. SMP Negeri 1 Labuhan Ratu, Lulus tahun 2010.
3. Pada tahun 2010 telah terdaftar sebagai siswi SMA Negeri 1 Labuhan Ratu sampai sekarang.












KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberi anugerah yang tak ternilai harganya berupa kesehatan dan kekuatan. Sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini tepat pada waktunya. Karya tulis ini penulis ajukan sebagai hasil kreativitas siswa dalam pembuatan karya ilmiah  berdasarkan objek yang diamati

Didalam penulisan karya tulis, penulis telah banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan pengarahan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.    Bapak Drs. Suhartoyo, M.M selaku kepala sekolah SMA N 1 Sekampung.
2.    Bapak Sumadi Resdianto, S.Pd  Selaku guru pembimbing.
3.    Rekan-rekan seperjuangan yang telah banyak memberikan motivasisehingga penulisan karya tulis ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa Karya Tulis ini masih jauh dari sempurna. Sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis ini. Akhirnya penulis berharap semoga Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Amin !               

Sekampung,  Agustus 2012
Penulis



BAB I  PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Masalah
Yogja yang juga di kenal sebagai kota perjuangan menyimpan sejarah yang takkan terlupakan. Perkembangan pariwisata di Yogyakarta pada saat ini berkembang dengan cepat. Di jogja terdapat berbagai objek wisata yang memikat dan tidak di temukan di kota lain. Mulai dari objek wisata , kuliner, dan petualangan. Karena lengkapnya dan eksotiknya wisata yang ada, hingga kini jogja masih menjadi daerah tujuan wisata favorit.

Dengan adanya objek wisata Monumen Yogya Kembali, dapat menambah objek wisata yang sangat menarik di Indonesia. Selain sebagai objek wisata, Monumen Yogya Kembali juga sangat bermanfaat bagi para pelajar. Sangat banyak para pelajar yang  kurang mengetahui tentang sejarah perjuangan untuk mencapai kemerdekaan. Dengan adanya Monumen Yogya Kembali dapat menambah wawasan serta pengetahuan tentang perjuangan yang dilakukan oleh para pahlawan dimasa lalu dan dapat lebih menghargai perjuangan para Pahlawan Bangsa.  Sehingga para pelajar dapat mengetahui akan pentingnya sejarah perjuangan Pahlawan Bangsa dan kelak dapat menjadi generasi penerus bangsa yang baik. Selain sebagai objek wisata serta dapat menambah wawasan, para pelajar dapat melihat peninggalan-peninggalan sejarah yang ada di Monumen Yogya Kembali serta dapat mengenal perjalanan sejarah Indonesia.

1.2  Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1.2.1        kurangnya pengetahuan remaja akan sejarah perjuangan bangsa.
1.2.2        Sangat penting wisata sejarah bagi pelajar untuk menambah wawasan dan pengetahuan.

1.3  Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas penulis dapat menentukan pembatasan masalah sebagai berikut:
1.3.1        Manfaat Monumen Yogya Kembali bagi para Pelajar.
1.3.2        Manfaat objek wisata.

1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penulis penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1.4.1        Apa manfaat Monumen Yogya Kembali bagi para pelajar ?
1.4.2        Apa manfaat yang didapat dari wisata sejarah ?
1.4.3        Bagaimana pendapat para pelajar dan masyarakat tentang monument Yogya Kembali?

1.5 Tujuaan Penulisan
Tujuan penulisan karya tulis ini sebagai berikut :
1.4.4   Untuk mengetahui manfaat Monumen Yogya Kembali.
1.4.5   Untuk mengetahui manfaat wisata sejarah.
1.4.6   Menambah wawasan dan pengetahuan siswa siswi SMA Negeri 1 Labuhan Ratu.
1.4.7   Sebagai study langsung dan sebagai sarana liburan yang sangat efektif dan efisien.
1.4.8   Sebagai bukti kreatifitas siswa dalam penulisan karya tulis ilmiah berdasarkan objek yang diamati

1.6. Metode Penelitian
Metode penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1.6.1   Metode observasi
Pada metode ini, penulis mengamati dan mengunjungi langsung Monumen Yogya Kembali yang terletak di Yogyakarta.
1.6.2   Metode interviu
Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan informasi langsung melalui wawancara
1.6.3   Metode kepustakaan
Metode ini digunakan dalam bentuk mencari, membaca dan mengumpulkan informasi serta data-data dalam bentuk tertulis termasuk juga buku dan brosur yang menunjang karya tulis ini.

1.8  Ruang Lingkup
Karya tulis ini dibuat tanggal 23 Juni 2012 sampai 30 Agustus 2012.


BAB II  LANDASAN TEORI

2.1  Landasan teori
Untuk mendukung landasan teori perlu adanya teori yang mendukung dan menjelaskan masalah dalam penulisan karya tulis ini.

2.2  Pengertian judul
2.2.1.      Manfaat menurut KBBI adalah kegunaan atau faedah.
2.2.2.      Monumen menurut KBBI adalah jenis bangunan yang dibuat untuk memperingati seseorang atau peristiwa yang dianggap penting oleh suatu kelompok social sebagai bagian dari peringatan kejadian pada masa lalu dan tempat yang mempunyai nilai sejarah yang penting, oleh karena itu dipelihara dan dilindungi.
2.2.3.      Pelajar menurut KBBI adalah anak sekolah (terutama pada sekolah dasar dan lanjutan), seperti anak didik atau siswa.

2.3  Beberapa pengertian metodologi
Menurut Titus “Metode adalah cara, pendekatan, atau proses untuk menyampaikan informasi”. Pendapat lain mengatakan: Menurut Macquarie “metode adalah suatu cara melakukan sesuatu, terutama yang berkenaan dengan rencana tertentu”. Berdasarkan pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa metode adalah cara untuk menyampaikan informasai dengan suatu rencana.

2.3.1   Metode Observasi
James A. Black (1970:150), mengatakan Metode Observasi adalah “suatu cara untuk mengumpulkan data- data melalui pengamatan langsung”. pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa Metode Observasi dilakukan dengan cara melihat langsung objek yang diteliti dengan pancaindra.
2.3.2   Metode Dokumentasi
Menurut W.J.S Purwadarmita, Metode Dokumentasi adalah “suatu cara mengumpulkan data melalui buku- buku panduan, surat kabar, atau media lainnya yang dapat digunakan sebagai bukti atau keterangan.
2.3.3   Metode Interview
Yaitu suatu metode yang digunakan untuk mencari data dengan cara menanyakan langsung atau mewawancarai untuk mengetahui secara jelas
2.4  Koleksi Monumen Yogya Kembali
2.4.1   Lantai 1 (Satu)
Dari halaman dalam ini kita amati bangunan induk Monumen Yogya Kembali yang berdiri kokoh, dan terlihat pintu masuk lantai II menghadap ke selatan. Namun sebelum kelantai II pengunjaung terlebih dahulu menuju lantai I dengan mengelilingi kolam sebelah barat, pintu masuk lantai I berada di sebelah barat.
Lantai pertama terdiri dari:
a.)      Ruang pengelola atau ruang bagian umum yang berfungsi sebagai ruang kerja, yang dilengakapi dengan ruang informasi ;
b.)     Ruang perpustakaan berada di sebelah kiri pintu keluar lantai satu, perpustakaan Monumen Yogya Kembali merupakan perpustakaan khusus  yang menyediakan bahan referensi sejarah perjuangan bangsa Indonesia ;
c.)      Ruang serbaguna terletak di tengah-tengah bangunan lantai I yang dilengakapi dengan panggung terbuka ;
d.)     Ruang bagian operasional ;
e.)      Ruang souvenir terletak disamping kanan pintu keluar lantai I.

Lantai I ini dipamerkan koleksi diantaranya:
a.)   Patung Dada Panglima Besar Jenderal Sudirman dan Letnan Jenderal Oerip Soemoharjo ;
b.)   Panil foto pelaksanaan Pembangunan Monumen Jogja Kembali ;
c.)    Patung foto Imam Bonjol ( 1722 - 1864 ) ;
d.)   Meriam Jugo M – 48 ;
e.)    Dokar Tentara Pelajar ;
f.)     Patung Nyi Ageng Serang ;
g.)    Meriam PSU akan Bofors ;
h.)   Patung Teungku Umar ( 1854 - 1899 ) ;
i.)     Patung Tjut Nya Dien ( 1850 - 1908  ) ;

2.4.2   Ruang Museum 1 (Satu)
Merupakan ruang pamer tetap dengan tema “SEKITAR PROKLAMASI KEMERDEKAAN” di ruang museum 1 disajikan benda-benda koleksi yang mendukung perjuangan bangsa Indonesia dari peristiwa sekitar Proklamasi Kemerdekaan ,beberapa diantaranya sebagai berikut:
2.4.2.1  Panil Tegak 1
Pada panil ini disajikan beberapa dokumen foto-foto peristiwa sekitar Proklamasi Kemerdekaan bangsa Indonesia 17 Agustus 1945 Pegangsaan Timur 56 Jakarta,terdiri dari:
a.)      Ibu Fatmawati ketika menjahit Sang Merah Putih ;
b.)     Pembacaan Teks Proklamasi oleh Ir.Soekarno atas nama bangsa Indonesia ;
c.)      Upacara pengibaran Bendera Merah Putih oleh Latief Hindraningrat dan Suhud ;
2.4.2.2  Panil Dinding 1
Disajikan beberapa bingkai Foto  peristiwa sewaktu rakyat Jakarta dalam menyambut Gema  Proklamasi di Lapangan Ikada pada tanggal 19 September 1945 terdiri dari:
a.)      Rakyat Jakarta berbondong-bondong menuju Lapangan Ikada untuk menyambut Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ;
b.)     Presiden Soekarno ketika menyampaikan pesan singkat, belia tidak jadi berpidato hanya menyampaikan pesan kepada rakyat ;
c.)      Suasana rapat umum di lapangan Ikada yang dijaga ketat oleh bela Tentara Jepang .
2.4.2.3  Vitrin Sudut 1
a.)      Mikrophone ;
b.)     Sabel Morsose 2 buah milik prajurit Indonesia yang telah mengikuti pendidikan militer Jepang ;
c.)      Bambu runcing, dilengkapi dengan potret diri Kyai Haji Subchi.
2.4.2.4  Panel Dinding 2     
Disajikan beberapa bingkai dokumen foto :
a.)      Sri Sultan Hamengku Buwono IX ;
b.)     Sebagian jenasah korban dari pertempuran Kotabaru, Yogyakarta paada tanggal 07 Oktober 1945 ;
c.)      Susunan konggres pemuda yang pertama ;
d.)     AURI dengan pesawat Cureng yang baru saja berhasil diperbaiki, berdemonstrasi di atas kota Yogyakarta untuk memeriahkan jalannya Konggres Pemuda yang pertama .
2.4.2.5  Panil Dinding 3
Disajikan sebuah bagan susunan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta setelah Proklamasi 17 Agustus 1945 yang dilengkapi dengan peta timbul Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
2.4.2.6  Panil Dinding 4
Disajikan 6 bingkai foto perjuangan bangsa Indonesia dalam bidang politik , diplomasi, pendidikan dan soaial budaya :
a.)      Berdirinya Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada 3 Maret 1946 yang bertempat di Pagelaran Keraton Yogyakarta ;
b.)     Kegiatan APWI pada tanggal 28 April 1946 ;
c.)      Peresmian dan pembukaan Bank Negara Indonesia ;
d.)     Contoh uang ORI  ;
e.)      Barisan bambu runcing ;
f.)       Gerakan pemberantasanbuta huruf di Yogyakarta pada tanggal 17 Maret 1948.
2.4.2.7  Panil Dinding 5
Disajikan 6 bingkai foto sebagai kelanjutan dari penyajian Panil Dinding 4 :
a.)      Pelantikan BPKNIP, tanggal 29 Agustus 1945 ;
b.)     Suasana pelantikan Laskar-laskar perjuangan rakyat dalam usaha memperkokoh TRI pada tanggal 12 November 1945 ;
c.)      Kegiatan para Seniman Patung Yogyakarta  pada awal kemerdekaan ;
d.)     Penurunan bantuan obat-obatan dari India ;
e.)      Suasan demonstrasi rakyat Pasundan yang berada di Yogyakarta ;
f.)       Presiden Soekarno membuka pemberantasan buta huruf di alun-alun utara Keraton Yogyakarta.
2.4.2.8  Teras Sudut Ruang Museum
Dilestarikan unsure-unsur pendukung kekuatan bersenjata berupa replika pakaian seragam, beberapa diantaranya adalah :
a.    HEIHO
Adalah pembantu prajurit Jepang berasal dari rakyat Indonesia yang dibentuk tanggal 22 April 1943 ;
b.    PETA
Adalah Pasukan Pembela Tanah Air yang terdiri dari pasukan sukarela bangsa Indonesia ;
c.    LASWI
Adalah Laskar Wanita Indonesia yang dibentuk  pada tanggal 12 Oktober 1945, di Bandung ;
d.   POLISI ISTIMEWA
Sebagai visualisasi dari Polisi Istimewa sekarang menjadi Brigade Mobil Republik Indinesia.
2.4.2.9  Vitrin Dinding 1
Di dalam vitrin dilestarikan berbagai jenissenjata tajam milik pejuang yang digunakan selama Perang Kemerdekaan berupa : 3 bilah keris, 2 bilah samurai, 2 buah tombak, kudi dan golok serta replika perlengkapan Prajurit PETA.
2.4.2.10   Vitrin Dinding 2
Dilestarikan beberapa pucuk senjata api hasil rampasan dari pihak lawan , terdiri dari : Sepucuk Senapan LE MK I, Sepucuk Senapan LE MK III, Sepucuk senapan mesin ringan MK I dan Mortir 50 serta 2 buah peluru mortar.
2.4.2.11   Vitrin Tengah 1
Disajikan 2 buah miniature perahu , perahu Jungkung dan Perahu Mayang.
2.4.2.12   Vitrin Tengah 2
Disajikan miniature kapal, kapal Pinisi sebagai visualisasi peranan ALRI. Kapal Gadjah Mada I yang digunakan ALRI dalam pertempuran malawan Kapal  perang Belanda di Teluk Cirebon. Miniatur kapal ini sumbangan dari Sub Dinas Sejarah dan Tradisi ABRI, Dinas Penerangan Angkatan Laut , Jakarta pada tanggal 16 Februari 1996.
2.4.2.13   Panil Tegak 2
Disajikan 4 bingkai foto peristiwa pertempuran rakyat Indonesia melawan sekuti di Surabaya:
a.)      Suasana pertempuran Surabaya, 10 November 1945 ;
b.)      Suasana pejuang yakni arek-arek Surabaya waktu menghadapi Tentara sekutu/NICA ;
c.)      Panglima Divisi Mayor Jendral Sungkono saat melapor kepada Panglima Jendral Soedirman ;
d.)     Upacara pemberian Ijazah Lulusan Militer Akademi Yogyakarta.
2.4.2.14   Panil Dinding 6
Disajikan sebuah bagan Struktur organisasi Pembela Tanah Air (PETA) Wilayah Jawa Tengah. Peta ini dibentuk berdasarkan Osamu Seire Nomor 44 tanggal 3 Oktober 1943.
2.4.2.15   Panil Dinding 7
Disajikan sebuah bagan Struktur Organisasi Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada tanggal 22 Agustus 1945.
2.4.2.16   Panil Dinding 8
Disajikan sebuah bagan Struktur Organisasi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang di bentuk pada tanggal 5 Oktober dan pada tanggal 1 Januari diubah menjadi TKR.
2.4.2.17   Vitrin Tengah 3
Dalam vitrin ini dilestarikan duplikat Panji-panji divisi Angkatan Perang Republik Indonesia yang diserahkan oleh Preaiden Soekarno kepada para Panglima Divisi pada tanggal 5 Oktober 1946.
2.4.2.18   Vitrin Tengah 4
Dilestarikan duplikat Panji-panji Resimen Angkatan Perang RI khususnya Divisi Diponegoro antara lain :
a.)      Panji Resimen 17 / DDN ;
b.)     Panji Resimen 18 / DDN;
c.)      Panji Resimen 19 / DDN;
d.)     Panji Resimen 20 / DDN;
e.)      Panji Resimen 21 / DDN;
f.)       Panji Resimen 22 / DDN;
2.4.2.19   Panil Dinding 9
Disajikan sebuah Struktur  Organisasi Tentara Rakyat Indonesia (TRI) Wilayah Jawa dan Sumatra. TRI ini semula adalah TKR yang selanjutnya berdasarkan Penetapan Pemerintah No.4/SD 25 Januari 1946 menjadi TRI.
2.4.2.20   Vitrin Dinding 3
DAlam vitrin ini dilestarikan visualisasi Kesatauan BKR yang terdiri 3 Matra Seragam Angkatan Perang Republik Indonesia.
a.)      BKR Darat. BKR darat meerupakan embrio dari TNI-AD ;
b.)     BKR Laut, dibentuk pada tanggal 10 September 1945, tanggal 25 Januari 1946 dirubah namanya menjadi TRI Laut dan pada tanggal 19 Juli 1946 dangan diresmikannya TNI maka ALRI menjadi TNI AL ;
c.)      BKR Udara, dibentuk pada tanggal 22 Agustus 1945 dan tanggal 9 April 1946 dibentuk TRI AU, himgga tanggal 3 Juni 1947 dangan diresmikannya TNI maka TRI AU menjadi TNI AU.
2.4.2.21   Vitrin Dinding 4
Disajikan koleksi visualisasi peranan Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia (BPRI) Mataram selama Perang Kemerdekaan yang diserahkan oleh Bapak H.Turmudzi. Adapun benda-benda sejarah tersebut antara lain :
a.)      Bendara Merah Putih ;
b.)     Duplikat Panji BPRI Mataram ;
c.)      Mesin tulis Merk Remington milik kompi 1 BPRI Mataram ;
d.)     Guci Keramik.
2.4.2.22   Vitrin Sudut 2
Dilestarikan koleksi visualisasi peranan Ankatan Udara RI, koleksi ini antara lain:
a.)      Miniatur replika Pesawat Cureng adalah jenis pesawat latih yang digunakan selama perang Kemerdekaan oleh AURI ;
b.)     Ssebuah dokumen foto para penerbang ssetelah berhasil melaksanakan serangan balas atas kedudukan Belanda di 3 kota, Ambarawa, Salatiga, dan Semarang.

2.4.3   Ruang Meseum II (Dua)        
Merupakan ruang pamer tetap dengan thema “PERANG GERILYA DENGAN SISTEM PERTAHANAN RAKYAT SEMESTA”. Diruang ini disajikan benda-benda koleksi yang mendukung Visualisasi Perjuangan Bangsa Indonesia, sebagaiman dijelaskan beberapa diantaranya adalah :
2.4.3.1  Panil Tegak 1
Disajikan 2 bingkai dokumen foto suasan perundingan antara Komisi Tiga Negara dengan Indonesia di Hotel Kaliurang pada tanggal 13 Januari 1948.
2.4.3.2  Panil Dinding 1
Disajikan 4 bingkai dokumen foto suaasan kota Yogyakarta setelah agresi Militer Belanda kedua antara lain :
a.)      Kesibukan Pasukan Belanda di sekitar Tugu Pal Putih Yogyakarta ;
b.)     Para pemuda Tionghoa dengan bersenjata bamboo runcing ;
c.)      Penghancuran Jembatan Kali Pentung, Gunung Kidul ;
d.)     Presiden, Wakil Presiden dan beberapa Pejabat tinggi lainnya ditawan Belanda tanggal 19 Dessember 1948.
2.4.3.3  Vitrin Sudut 1
Dalam vitrin ini di lestariakan beberapa peralatan komunikasi yang diperoleh secara tidak langsung dari Singapura, selanjutnya selam perang kemeredekaan digunakan oleh TNI Bidang Perhubungan Angkatan Darat yang ditempatkan di Pemancar darurat di Desa Balong, Jenawi, Karanganyar untuk memperlancar komunikasi.
2.4.3.4  Panel Dinding 2
Disajikan 4 bingkai dokumen foto peranan Pelajar Pejuang selama Agresi Militer kedua di Yogyakarta, terdiri dari :
a.)           Markas TGP bidang kesehatan pimpinan dr.Mustopo di Cangkringan Yogya Utara Kabupaten Sleman ;
b.)          Pandu dengan peralatan klethek mengangkut korban Agresi Militer Belanda
c.)           PMI yang bermarkas di rumah penduduk ;
d.)          Seorang petugas PMI merawat korban perang.
2.4.3.5  Vitrin Dinding 1
Dilestarikan juga beberapa peralatn Perhubungan Tantara Nasional Indonesia Angkatan Darat yang di gunakan selama perang gerilya.
2.4.3.6  Panil Dinding 3
a.)      Peretemuan Pelajar Pejuang di rumah makan “Prasodjo” tahun 1948 ;
b.)     Suasana pasar darurat di Yogyakarta ;
c.)      Pelaksanan perang Gerilya Tentara Pelajar di Godean.
2.4.3.7  Panil Dinding 4
Disajikan beberapa dokumen foto peranan media massa maupun Laskar Wanita Yogyakarta dalm mendukung perjuangan bangsa Indonesia untuk merebut dan mempertahankan Kedaulata RI.
2.4.3.8  Vitrin Dinding 4
Dilestarikan peralatan milik Laskar Wanita Yogyakarta yang digunakan selama Perang Kemerdekaan.
2.4.3.9  Vitrin Dinding 1
Disajikan sebuah bagan Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia sejak Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 hingga Perjuangan Pengembalian Kedaulatan Negara RI.
2.4.3.10   Vitrin Dinding 3
Dilestarikan dokumen benda sejarah milik Almarhum Kanjeng Raden Tumenggung Honggowongso .
2.4.3.11   Vitrin Tengah 1        
Disajikan 4 pucuk senjata api jenis pinggang lintas datar yang digunakan semasa Perang Gerilya.
2.4.3.12   Peta Timbul Route Gerilya
Di dalam ruang ini disajikan pula peta timbul route gerilya Panglima Besar Jendral Soedirman dari tanggal 19 Desember 1948 hingga 10 Juli 1949.

2.4.4   Ruang Museum III (Tiga)      
Merupakan ruang pamer tetap dengan thema “SEPUTAR PELAKSANAAN SERANGAN UMUM 1 MARET 1949”, hal ini merupakan puncak dari perang gerilya rakyat semesta dalam menghadapi Agresi Militer Balanda. Adapun wujud dari materi pameran yang disajikan adalah berupa foto-foto para tokoh pelaku Serangan Umum 1 Maret 1949, beberapa diantaranya dapat diuraikan sebagai berikut :
2.4.4.1  Evokatif  Dapur Umum
Agresi Militer Belanda Kedua pada tanggal 19 Desember 1948, Lapangan terbang Maguwo dan Ibukota Republik Indonesia Yogyakarta diduduki , bahkan para pemimpin Negara berhasil di asingkan. Untu keperluan konsumsi didirikan “dapur Umum” di daerah gerilya. Evokotif ini memberikan gambaran suasana kegiatan “Dapur Umum” di daerah gerilya Kecamatan Karangmojo, Kabuten Gunung Kidul, semasa Agresi Militer Belanda Kedua.
2.4.4.2  Evokatif Palang Merah Indonesia
Dalam evokatif ini dilestarikan seperangkat alat kesehatan milik kesatuan Wehrkreis III yang diserahkan oleh Kapten Sugiyo pada tanggal 23 Oktober 1993 ; kursi evakuasi milik Bapak Sastro Admojo ; serta beberapa peralatan rumah tangga lainnya disumbangkan pada tanggal 12 November 1994.
2.4.4.3  Peta Timbul Route Konsolidasi Komandan WK III
Sore haritanggal 19 Desember 1948 Komandan brigade X Letnal Kolonel Soeharto beserta beberapa perwira stafnya, memindahkan markas Komando ke Ngotho, Bantul, dari tempat ini Letnal Kolonel Soeharto dengan beberapa stafnya melakukan perjalanan untuk mengkonsolidasikan pasukan dan membentuk sektor-sektor pertahanan di sekitar Yogyakarta, perjalanan dimulai pada tanggal 20 Desember 1948.
2.4.4.4  Peta Timbul Pembagian Wilayah Wehrkreis III
Komandan Wehrkreis III Letnal Kolonel Soeharto dengan tujuan lebih meningkatkan koordinasi dengan pasukannya maka pada tanggal 6 Januari 1949 di Markas Komando Desa Segoroyoso mengadakan perubahan wilayah Wehrkreis III.
2.4.4.5  Alat Cetak Proef
Milik percetakan Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat yang sewaktu Agresi Militer Belanda kedua 19 Desember 1948.
2.4.4.6  Unit Caraka
Unit caraka terdiri dari replika caraka, tas kebo dan sepeda merk simplex milik Ibu Roeswo tokoh dapor umum di Yogyakarta.
2.4.4.7  Seperangkat Meja Kursi Tamu
Seperangkat meja kursi milik tamu Bapak Djojo Pawiro, mantan bekel Sendangsari yang digunakan oleh Komandan SWK 103 A Mayor Ventje Sumual selama Clash kedua di markas gerilya desa Sendangsari, Minggir Sleman.
2.4.4.8  Peta Timbul Serangan Umum 1 Maret 1949
Serangan umum 1 Maret 1949 dilancarkan pada waktu siang hari mulai jam 06.00 s/d jam 12.00. Jendral Soedirman, pelaksanaannya diserahkan sepenuhnya kepada Letnal Kolonel Soeharto selaku penanggung jawab keamanan daerah wehrkreis III.
2.4.4.9  Potret diri Para Komandan Sub Wehrkreis III
Pada dinding museum atau tepatnya di atas Peta Timbul Serangan Umum 1 Maret 1949 diabadikan Potret Diri Komandan Wehrkreis dan para Komandan Sub Wehrkreis, diantaranya ada :
a.)      Letnal Kolonel Soeharto ;
b.)     Letnal Marsudi ;
c.)      Mayor Sardjono;
d.)     Letanal Kolonel Suhud ;
e.)      Mayor HN Ventje Sumual ;
f.)       Mayor Sukasno.
2.4.4.10   Seperangkat Meja Kursi
Seperangka meja kursi, dilengkapi dengan senthir (lampu penerang) milik Bapak R. Sukapsir yang dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar para siswa Kepolisian Negara Republik Indonesia selama clash kedua tanggal 28 April s/d Juni 1949.
2.4.4.11   Vitrin Sudut
Dalam Vitrin Sudut ini dilestarikan koleksi yang mendukung perjuangan bangsa Indonesia khususnya dalam melaksanakan Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta antara lain :
a.)      Sepucuk senjata Owen Gun ;
b.)     Baret milik Komandan SWK 101, Letnal Marsudi ;
c.)      Sebilah Samurai dan Danso milik Soepanoto anggota Brigade XVII/Tentara Pelajar ;
d.)     Topi Baja tembus peluru yang dipakai Soepanoto dalam pertempuran di Rojodani  tanggal 29 Mei 1949 ;
e.)      Potret diri pejuang Soepanoto ;
f.)       Potret diri pejuang Harsono.
2.4.4.12   Dinding Ruang Museum Sebelah Utara
Dilestarikan beberapa lembar dokumen arsip Surat Perintah Harian Komandan Werkreis III . Di dinding dilestarikan 5 buah pamphlet perjuangan yang dikeluarkan oleh Jawatan Penerangan Kabupaten Kulon Progo dan Kapanewon Galur , Kulaon Progo pada tahun 1946-1948 dalam mendukung semangat perjuangan rakyat selama perang kemerdekaan di Yogyakarta.
2.4.4.13   Meja Kursi Sultan Hamengku Buwono  IX
Meja kursi ini dipakai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dalam menyelesaikan tugas-tugas kenegaraan antara lain sebagai Mentri Negara Koordinator Keamanan Dalam Negeri dalam rangka membela, menegakan dan memprtahankan Kemerdekaan diri tahun 1945-1949 di gedung Wilis Kepatihan Yogyakarta.
2.4.4.14   Meja Kerja Sri Paduka Paku Alam VIII
Dipakai dalam menyesaikan tugas-tugas kenegaraan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan diri tahun 1945-1949. Dilengkapi ppula dengan susunan Pemerintahan Kesultanan dan Pakualam pada masa pendudukan Belanda.
2.4.4.15   Bagan Susunan Pemerintahan
Dilestatrikan satu bagan Susunan Pemerintahaan Kesultanaan dan Pakualam di jaman Belanda, Jepang dan kemerrdekaan.

2.4.5   Ruang Museum IV (Empat)
Merupakan ruang pamer tetap dengan thema “YOGYA SEBAGAI IBUKOTA NEGERA REPUBLIK INDONESIA”. Peristiwa besar yang terjadi pada masa revolusi fisik berupa pemindahan ibukota dari Jakarta ke Yogyakarta, memiliki sebab akibat yang sangat penting bagi kelangsungan Pemerintahan Negera Republik Indonesia. Situasi dan kondisi Yogyakarta pada masa itu diungkapakan dalam penyajian di ruang museum IV ini berupa :
2.4.5.1  Patung dada Ir. Soekarno
Beliau dilahirkan pada tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya dan wafat di Jakarta paada tanggal 21 Juni 1970 dimakamkam di Blitar. Semasa perjuangan sempat beberapa kali ditangkap Belanda, antara lain pada tahun 1930 di penjarakan di penjara Sukamiskin dan pembelaannya  yang terkenal dengan judul “INDONESIA MENGGUGAT”.
2.4.5.2  Patung Dada Drs. Moh. Hatta
Drs. Moh. Hatta dikenal sebagai Proklamator dan Wakil Presiden pertama sejak 18 Agustus 1945 s/d tahun 1956, beliau dilahirkan di Batuampar tanggal 12 Agustus 1902 dan meninggal di Jakarta pada tanggal 14 Maret 1980. Pada tahun 1927-1928 oleh karena perjuangannya beliau ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara oleh pemerintah Belanda di Penjara Den Haag bersama Nasir Pamuncak, Abdul Madjid dan Ali Sastroamidjoyo.
2.4.5.3  Teks Proklamasi
Teks Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang otentik setelah selasai dikonsep oleh Ir. Soekarno dan diadakan beberpa kata perubahan selanjutnya diketik Sayuti Melik dan ditandatangani oleh Soekaro-Hatta atas nama Bangsa Indonesia.
2.4.5.4  Foto Dokumen Kegiatan Presiden dan Wakil Presiden.
a.    Presiden Soekarno didanpingi Sri Sultan Hammengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII dalam pembukaan Konggres Pemuda I di Balai Mataram Yogyakarta tanggal 10 November 1945 ;
b.    Istana Kepresidenan, gedung ini dijadikan tempat tinggal resmi Presiden Soekarno sekaligus kantor unutuk melaksanakan tugas-tugas kenegaraan sewaktu Ibukota Republik Indonesia di Yogyakarta tahun 1946-1949  ;
c.    Ibu Fatmawati memberikan sambutan dalam Konferensi Wanita pada Agustus 1946, di Istana Kepresidenan Yogyakarta ;
d.   Presiden Soekarno , Ibu Fatmawati , Wakil Presiden Moh. Hatta beserta Ibu Rahmi, sewaktu mengahdiri Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-40 pada tanggal 20 Mei 1948 di Istana Kepresidenan Yogyakarta.
2.4.5.5  Tempat Tidur Presiden Soekaarno
Dipakai Presiden Soekarno beristirahat beberapa hari waktu beliau baru saja tiba di Yogyakarta tanggal 4 Januari 1946.

2.4.5.6  Foto Dokumen Kegiatan Bersama Keluarga dan Wakil Presiden.
a.    Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta tiba di Stasiun Tugu Yogyakarta, pada tanggal 4 Januari 1946;
b.    Rumah dinas Jalan Reksobayan adalah tempat empat tinggal resmi Wakil Presiden Moh. Hatta sekaligus kantor beliau dalam melaksanakan tugas-tugas kenegaraan;
c.    Potret diri Presiden Soekarno;
d.   Potret diri Wakil Presiden Moh. Hatta;
e.    Agresi militer Belanda II telah berak berakhir, Presiden Soekarno kembali berkumpul bersama Ibu Fatmawati, Guntur dan Megawati;
f.     Wakil Presiden Drs. Moh. Hatta bersama Ibu Rahmi, tanggal 6 Juli 1949.
2.4.5.7  Patung Dada Ki Hadjar Dewantara   
Ki Hadjar Dewantara tokoh Pergerakan Nasional yang lahir tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta dengan nama RM. Soewardi Suryaningrat. Perjuangannya dimulai sejak tahun 1912 dengan mendirikan Partai Politik ‘INDISCHE PARTY”.
2.4.5.8  Patung Dada Kyai Haji Mas Mansyur
Patung Dada Kyai Haji Mas Mansyur, tokoh pergerakan nasional yang lahir pada tanggal 25 juni 1896 di Surabayabeliau ahli dalam ilmu tasawuf , ilmu tauhid dan falsafah. perjuangannya dimulai pada tahun 1937 sebagai Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jawa TImur.
2.4.5.9  Peta Timbul Wilayah RIS
Setelah Konferensi Meja bundar (KMB)berlangsung pada tanggal 29 Oktober 1949dilakukan penandatanganan persetujuan konstitusi RIS di kota Scheveningen Nederland, pada tanggal 2 November 1949 dilangsungkan upacara penutupan KMB di Den Haag. maka wilayah Republik Indonesia Serikat divisualisasikan dalam peta timbul ini.
2.4.5.10   Meja dan Kursi Tamu Wakil Presiden Moh. Hatta
Dipakai oleh Wakil Presden untuk menemuai tamu-tamu beliau dan tamu kenegaraan di rumah dinas, Jalan Reksobayan, Yogyakarta 1946-1949.
2.4.5.11   Potret Diri Tokoh Pemimpin Republik Indonesia
Sebagai latar belakang penyajian meja, kursi tamu Wakil Presiden disajikan potret diri para tokoh pemimpin, antara lain :
a.    Pangsar Soedirman ;
b.    Letnal Jendral Oerp Soemuharjo ;
c.    Mayor Jendral Gatot Subroto ;
d.   Komisi Besar Polisi R. Soekanto ;
e.    Komodor Uadara S. Suryadarma ;
f.     Laksamana Muda M. Nazir ;
g.    Mr. Mohammad Roem ;
h.    Haji Agus Salim.
2.4.5.12   Kursi Kerja Komite Nasional Indonesia Daerah
Disajikan dua buah kursi kerja yang pernah dipakai untuk rapat atau sisang KNID. Semula KNID berkantor di Jalan K.H.A. Dahlanmenempati bekas kantor Hokokai, setelah Gedung Cokan Kantai (Gedung Agung) berhasil direbut dari tangan Jepang tanggal 21 September 1945. Sejak tanggal 4 Januari 1946 sebagai Ibukota Republik Indonesia dan Gedung Agung menjadi pusat pemerintahan, maka KNID pindah ke Jalan Malioboro.
2.4.5.13   Foto Dokumen Kegiatan KNID dan KNIP

2.4.6  Koleksi Relief
Relief Monumen Yogya Kembali dipahatkan dengan menggunakan cor berwarna batu alam (Andesit) dengan teknik pahatan Relief Candia tau “Bas Relief”, di dinding lapik pagar langkan lantai II empat sisi yang melingkari tubuh Monumen Yogya Kembali berukuran 1,6x4x80 m dengan adegan sebanyak 40 episode yang masing-masing relief  setinggi 130 cm. Dengan bingkai 20 cm di sebelah bawah dan 10 cm di sebelah atas. Beberbagai  koleksi relief sebagai berikut :
a.    Relief 01
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
b.    Relief 02
Gema Proklamasi  Kemerdekaan Indonesia di Yogyakarta, 05 September 1945.
c.    Relief 03
Pertempuran Kota Baru, 07 Oktober 1945 di Butai Kotabaru Yogyakarta.
d.   Relief 04
Konggres Pemuda di Balai Mataram Yogyakarta, 10 November 1945.
e.    Relief 05
Pemilihan Panglima Besar TKR di Yogyakarta, 12 November 1945.
f.     Relief 06
Serangan Udara Sekutu di Kota Yogyakarta, 27 November 1945.
g.    Relief 07
Yogyakarta menjadi Ibukota Republik Indonesia, 04 Januari 1946.
h.    Relief 08
Berdirinya Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada di Yogyakarta, 03 Maret 1946.
i.      Relief 09
Pengawalan dan Pengangkutan Tawanan Jepang di Yogyakarta, 28 April
j.      Relief 10
Peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang Pertama di Yogyakarta , 17 Agustus 1946.
k.    Relief 11
Hari Ulang Tahun Pertama Angkatan Perang Republik Indonesia di Yogyakarta, 05 Oktober 1946.
l.      Relief 12
Peringatan 6 Bulan Berdirinya Militer Akademi di Yogyakarta 06 Oktober 1946.
m.  Relief 13
Perjanjian Linggarjati, 15 November 1947.
n.    Relief 14
Pelantikan Pucuk Pimpinan TNI, 28 Juni 1947.
o.    Relief 15
Persiapan Serangan Balas Angkatan Udara Republik Indonesia, 29 Juli 1947.
p.    Relief 16
Kapal Selam yang Pertama di Indonesia, Juli 1948.
q.    Relief 17
Notulen Kaliurang 13 Januari 1948.
r.     Relief 18
Penandatanganan Perjanjian Renville, 17 Januari 1948.
s.     Relief 19
Pasukan Hijrah Tiba di Yogyakarta, Februari 1948.
t.     Relief 20
Bantuan Obat-obatan dari Mesir, 05 Maret 1948.

2.4.7 Garbha Graha
Garbha Graha di lantai III, puncak dari bangunan induk yang disebut dengan Garbha Garha atau ruang hening. Dengan luas 1.121 m2 bentuk kerucut terpancung dengan dua lapik         ( kulit ) dengan kemiringan 45 derajat. Garis tengah ruangan 28,50. Bagian puncak yang tingginya 14 meter dari lantai terdapat ruang cahaya dengan garis tengah 1,40 m. Disamping itu ruang Garbha Graha dilengkapi dengan sarana antara lain:

a)    Unit  Bendera Pusaka
Tepat di tengah ruangan dipasang Tiang Bendera dilapisi kayu cendana setinggi 5 meter. Tiang Bendera berdiri di atas alas berupa bidang lingkaran terbuat dari batu bintang, sehingga memantulkan sinar alam dengan berbagai warna alam. Duplikat Bendera Pusaka yang diserahkan oleh Bapak Presiden Soeharto kepada ketua panitia.

b)   Unit Relief Simbolik
Pada dinding dalam kulit kerucut terdapat relief memegang granggang yang melambangkan perjuangan fisik (bersenjata) dari tangan memegang pena yang melambangkan perjuangan diplomatik, lukisan perjuangan yang secara simbolik mengandung arti bahwa keberhasilan perjuangan untuk merebut dan memprtahankan kemerdekaan Republik Indonesia , melalui semngat persatuan dan kesatuan.

c)    Unit Kata Mutiara ( Pesan Pelaku Pejuang)
Kata pesan pelaku ini diwakili oleh Bapak Jenderal Purnawirawan Soeharto. Kata pesan tersebut dipahatan pada rana bagian belakang  yang dilapisi marmer hitam. Ditulis sesuai tulisan tangan beliau dengan tinta ema emas sebagai berikut:
Rakyat dan ABRI selalu manunggal,
Perjuangan dan cita-cita pantang gagal,
Negara pancasila tetap jaya dan kekal,
Berkat Ridho Tuhan Yang Maha Tunggal.


















BAB III   PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Monumen Yogya Kembali
Monumen Yogya Kembali dibangun pada tanggal 29 Juni 1985, dengan Upacara Tradisional penanaman kepala kerbau dan peletakan batu pertama oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII.

Dipilihnya nama “Yogya Kembali” dengan pengertian yang luas, berfungsinya pemerintah Republik Indonesia dan sebagai tetenger peristiwa sejarah ditarik mundurnya tentara Belpengguna dari Ibukota Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1949 dan kembalinya Presiden Soekarno, Wakil Presiden, Pimpinan Negara yang lain pada tanggal 6 Juli 1949 di Yogyakarta. Hal ini dapat dippenggunang sebagai titik awal bangsa Indonesia secara nyata bebas dari cengkeraman penjajah khususnya Belpengguna dan merupakan tonggak sejarah yang menentukan bagi kelangsungan hidup Negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat.

Dilihat dari bentuknya Monumen Yogya Kembali berbentuk kerucut / gunungan dengan ketinggian 31,80 meter adalah sebagai gambaran “Gunung Kecil” ditempatkan di sebuah lereng Gunung Merapi. Gunung Merapi ini sangat berarti bagi masyarakat Yogyakarta baik secara simbolik maupun faktual.

Secara simbolik bersama laut selatan (Istana Ratu Kidul) yang berfungsi sebagai “Yoni” dan gunung Merapi sebagai “Lingga” merupakan suatu kepercayaan yang sangat tua dan berlaku sepanjang masa. Bahkan sementara orang menyebut Monumen Yogya Kembali sebagai tumpeng raksasa bertutup warna putih mengkilat, dalam tradisi Jawa tumpeng seolah-olah sebagai bentuk gunung yang dapat dihubungkan dengan kakayon atau gunungan dalam wayang kulit, yang melambangkan kebahagiaan / kekayaan kesucian dan sebagai penutup setiap episode perjuangan bangsa.

Monumen Yogya Kembali terletak di Jalan Lingkar Utara, dusun Jongkang, desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, kabupaten Sleman, Yogyakarta. Didirikan di atas lahan seluas 49.920 m2. lokasi ini ditetapkan oleh Sri Paduka Hamengku Buwono IX dengan alternative diantaranya terletak digaris poros antara gunung Merapi - Monumen Yogya Kembali - Tugu Pal Putih - Kraton - Panggung Krapyak - Laut Selatan, yang merupakan “Sumbu Imajiner” yang pada kenyataannya sampai sekarang masih dihormati oleh masyarakat Yogyakarta, dan menurut kepercayaan bersatunya Lingga dan Yoni akan menimbulkan kemakmuran di tempat ini sebagai batas akhir ditariknya mundur tentara Belpengguna kearah utara, usaha kesinambungan tata kota kegiatan dan keserasian Daerah Yogyakarta.

3.2 Manfaat Monumen Yogya Kembali Bagi Para Pelajar
Manfaat Monumen Yogya Kembali bagi para pelajar sangat banyak. Monumen Yogya Kembali adalah sebuah sarana yang tepat untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya mempelajari sejarah perjuangan para Pahlawan dalam melawan penjajah. Bukan hanya itu, Monumen Yogya Kembali menyediakan pemandangan yang indah di sekitar taman maupun di dalamnya. Di dalam Monumen Yogya Kembali para pelajar dapat melihat repikla perjuangan para pahlawan dengan patung-patung yang menyerupai aslinya , sehingga kita tau dan dan dapat merasakan suasana perjuangan. Dengan adanya replika peristiwa perjuangan dan barang-barang peninggalan sejarah yang pernah di gunakan para pahlawan pada saat itu, sekaligus dapat memberikan manfaat dan kesan yang sangat mendalam sehingga kita bisa menjaga dan melestarikan peninggalan yang sudah ada, dengan begitu para generasi penerus masih dapat melihat peninggalan-peninggalan sejarah Indonesia.
Manfaat Monumen Yogya Kembali bagi para pelajar beberapa diantaranya sebagai berikut:
3.2.1   Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya sejarah Indonesia.
3.2.2   Menambah rasa kepedulian terhadap peninggalan-peninggalan sejarah.
3.2.3   Agar dapat menghargai perjuangan para pahlawan.
3.2.4   Agar dapat melihat dan merasakan suasana perjuangan para pahlawan melalui replika peristiwa kejadian.
3.2.5   Agar dapat mengenang perjuangan para pahlawan.
3.2.6   Menambah rasa bertanggung jawab dalam berbagai hal, sama seperti sifat para pahlawan  yang digambarkan didalamnya.
3.2.7   Lebih mengenal sejarah Negara sendiri.
3.2.8   Dapat memberikan inspirasi.
3.2.9   Menumbuhkan sifat pantang menyerah, sama seperti pahlawan.

3.3 Manfaat Wisata Sejarah
Manfaat wisata sejarah bukan hanya sebagai sarana rekreasi semata, tetapi wisata sejarah mempunyai arti dan peran yang sangat penting sebab dengan adanya wisata sejarah dapat memberikan kita wawasan yang luas dan memiliki semangat patriotisme dan nasionalisme yang tinggi. Dengan adanya wisata sejarah ini kita dapat belajar tentang sejarah masa lampau dan seolah-olah kita sedang berekreasi ke suasana yang lalu. Dengan wisata sejarah kita dapat melihat berbagai peninggalan-peninggalan yang mempunyai nilai sejarah. Dengan adanya wisata sejarah kita bisa menikmati rekreasi sekaligus belajar dan mengenal  sejarah bangsa sendiri.

3.4 Pendapat Para Pelajar dan Masyarakat Tentang Monumen Yogya Kembali       
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, beberapa pelajar dan masyarakat berpendapat bahwa Monumen Yogya Kembali adalah sebuah tempat yang bersejerah yang wajib dikunjungi jika berlibur ke kota Yogyakarta, selain untuk mengetahui sejarah kita juga dapat melihat koleksi-koleksi yang ada di Monumen Yogya Kembali sehingga dapat menyaksikan replika perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. Monumen Yogya Kembali juga merupakan bangunan monumental sekaligus museum yang dapat digunakan sebagai sarana rekreasi yang sangat mendidik.
Sehingga dengan adanya Monumen Yogya Kembali dapat membantu untuk  mengenang jasa para pahlawan terdahulu, karena Monumen Yogya Kembali mempunyai niali-nilai sejarah yang sangat tinggi dan penting untuk perkembangan tentang pengetahuan sejarah bangsa sendiri, selain itu Monumen Yogya Kembali harus dirawat dan dijaga kelestariannya, agar kelak generasi penerus masih dapat melihat bukti-bukti perjuangan para pahlawan dimasa lalu, sebab sejarah sangat penting. Dengan adanya Museum bersejarah ini kita dapat mengenali dan mengetahui prjalanan sejarah bangsa sendiri yang sangat penting.






















BAB IV  PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan masalah pada bab III, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
4.1.1   Monumen Yogya Kembali sebagai sarana rekreasi, sarana pendidikan dan penelitian sejarah perjuangan bangsa atau perjalanan sejarah.
4.1.2   Monumen Yogya Kembali dapat menumbuhkan rasa nasionalisme dan kecintaan akan tanah air Indonesia.
4.1.3   Monumen Yogya Kembali merupakan salah satu tempat untuk mengenang peristiwa perang para pahlawan

4.2  Saran
Dari pembahasan dan kesimpulan di atas, penulis dapat mengajukan saran-saran sebagai berikut :
4.2.1   Agar siswa/I lebih mengetahui pentingnya mempelajari sejarah bangsa sendiri.
4.2.2   Agar kita semua menjaga dan menghrgai bukti perjuangan para pahlawan. karena sejarah bangsa sangat penting bagi generasai penerus yang akan datang


Daftar Pustaka