MANFAAT MONUMEN YOGYA KEMBALI
BAGI PARA PELAJAR
KARYA TULIS
|
Di susun oleh : Resty Anggella
NIS :0660
PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG
TIMUR
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
SMA NEGRI 1 LABUHAN RATU
TAHUN
2012
MANFAAT MONUMEN YOGYA KEMBALI
BAGI PARA PELAJAR
Diajukan
sebagai bukti kreatifitas siswa dalam penulisan karya tulis berdasarkan objek
yang diamati
Di susun oleh : Resty Anggella
NIS :0660
PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG
TIMUR
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
SMA NEGRI 1 LABUHAN RATU
TAHUN
2012
HALAMAN
PENGESAHAN
Judul : Manfaat Monumen Yogya Kembali Bagi Para Pelajar
Disusun
Oleh : Resty Anggella
Kelas
: XII IPA
Program
Study :
Ilmu Pengetahuan Alam
Nis :0660
Diterima
dan disahkan sebagai hasil Laporan Karya Tulis Ilmiah
Hari
:
Tanggal
:
Tempat
: SMA Negeri 1 Labuhan Ratu
Mengetahui,
Kepala
Sekolah
Drs.
Suhartoyo, M.M
NIP.
19640412199903 1004
|
Pembimbing
Sumadi
Resdianto,S.Pd.
NIP. 19700421 200501 1 008 |
MOTTO
Jalani hidup dengan semangat dan
senyuman.
(
Resty Anggella )
PERSEMBAHAN
Karya
tulis saya persembahkan kepada:
1. Kepala
SMA Negeri Labuhan Ratu, yang telah memberi izin untuk melakukan penulisan
karya ilmiah.
2. Bapak Sumadi Resdianto,S.Pd, selaku pembimbing
yang telah memberikan arahan dalam menyelesaikan karya ilmiah.
3. Ayah
dan ibu tercinta, yang telah memberikan do’a dan dukungan untuk menyelesaikan
karya ilmiah .
4. Rekan-rekan
seperjuangan.
5. Almamater
tercinta “ SMA Negeri 1 Labuhan Ratu “.
RIWAYAT
HIDUP
1. Nama :
Resty Anggella
2. Tempat, Tanggal Lahir : Rajabasa Lama, 04 April 1995
3. Agama :
Islam
4. Alamat : Rajabasa Lama, Subing Puspa Barat
5. Nama Orang tua :
a. Ayah : Maryoto
b. Ibu : Suhartini
c. Alamat : Rajabasa Lama, Subing Puspa Barat
Riwayat
Penidikan yang telah ditempuh adalah :
1.
SD 1 Rajabasa Lama, lulus tahun 2007.
2.
SMP Negeri 1 Labuhan Ratu, Lulus tahun 2010.
3.
Pada tahun 2010 telah terdaftar sebagai siswi SMA Negeri 1 Labuhan Ratu sampai sekarang.
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberi anugerah yang tak ternilai
harganya berupa kesehatan dan kekuatan. Sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini tepat pada waktunya.
Karya tulis ini penulis ajukan sebagai hasil
kreativitas siswa dalam pembuatan karya ilmiah
berdasarkan objek yang diamati
Didalam penulisan karya tulis, penulis telah banyak
mendapatkan bantuan, bimbingan dan pengarahan. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1.
Bapak
Drs.
Suhartoyo, M.M selaku kepala
sekolah SMA N 1 Sekampung.
2. Bapak
Sumadi Resdianto, S.Pd Selaku guru
pembimbing.
3.
Rekan-rekan
seperjuangan yang telah banyak memberikan motivasisehingga penulisan karya
tulis ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa Karya Tulis ini masih
jauh dari sempurna. Sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak demi kesempurnaan Karya Tulis ini. Akhirnya penulis berharap semoga Karya
Tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Amin !
Sekampung, Agustus
2012
Penulis
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Yogja
yang juga di kenal sebagai kota perjuangan menyimpan sejarah yang takkan
terlupakan. Perkembangan pariwisata di Yogyakarta pada saat ini berkembang
dengan cepat. Di jogja terdapat berbagai objek wisata yang memikat dan tidak di
temukan di kota lain. Mulai dari objek wisata , kuliner, dan petualangan.
Karena lengkapnya dan eksotiknya wisata yang ada, hingga kini jogja masih
menjadi daerah tujuan wisata favorit.
Dengan
adanya objek wisata Monumen Yogya Kembali, dapat menambah objek wisata yang
sangat menarik di Indonesia. Selain sebagai objek wisata, Monumen Yogya Kembali
juga sangat bermanfaat bagi para pelajar. Sangat banyak para pelajar yang kurang mengetahui tentang sejarah perjuangan
untuk mencapai kemerdekaan. Dengan adanya Monumen Yogya Kembali dapat menambah
wawasan serta pengetahuan tentang perjuangan yang dilakukan oleh para pahlawan
dimasa lalu dan dapat lebih menghargai perjuangan para Pahlawan Bangsa. Sehingga para pelajar dapat mengetahui akan
pentingnya sejarah perjuangan Pahlawan Bangsa dan kelak dapat menjadi generasi
penerus bangsa yang baik. Selain sebagai objek wisata serta dapat menambah
wawasan, para pelajar dapat melihat peninggalan-peninggalan sejarah yang ada di
Monumen Yogya Kembali serta dapat mengenal perjalanan sejarah Indonesia.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai
berikut:
1.2.1
kurangnya
pengetahuan remaja akan sejarah perjuangan bangsa.
1.2.2
Sangat
penting wisata sejarah bagi pelajar untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
1.3
Pembatasan Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah di atas penulis dapat menentukan pembatasan masalah
sebagai berikut:
1.3.1
Manfaat
Monumen Yogya Kembali bagi para Pelajar.
1.3.2
Manfaat
objek wisata.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan
pembatasan masalah di atas, penulis penulis dapat merumuskan masalah sebagai
berikut:
1.4.1
Apa
manfaat Monumen Yogya Kembali bagi para pelajar ?
1.4.2
Apa
manfaat yang didapat dari wisata sejarah ?
1.4.3
Bagaimana
pendapat para pelajar dan masyarakat tentang monument Yogya Kembali?
1.5 Tujuaan Penulisan
Tujuan
penulisan karya tulis ini sebagai berikut :
1.4.4 Untuk mengetahui manfaat Monumen
Yogya Kembali.
1.4.5 Untuk mengetahui manfaat wisata
sejarah.
1.4.6 Menambah wawasan dan pengetahuan
siswa siswi SMA Negeri 1 Labuhan Ratu.
1.4.7 Sebagai study langsung dan sebagai
sarana liburan yang sangat efektif dan efisien.
1.4.8 Sebagai bukti kreatifitas siswa
dalam penulisan karya tulis ilmiah berdasarkan objek yang diamati
1.6. Metode Penelitian
Metode
penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1.6.1 Metode
observasi
Pada metode ini, penulis mengamati
dan mengunjungi langsung Monumen Yogya Kembali yang terletak di Yogyakarta.
1.6.2 Metode
interviu
Metode ini penulis gunakan untuk
mendapatkan informasi langsung melalui wawancara
1.6.3 Metode
kepustakaan
Metode ini digunakan dalam bentuk
mencari, membaca dan mengumpulkan informasi serta data-data dalam bentuk
tertulis termasuk juga buku dan brosur yang menunjang karya tulis ini.
1.8
Ruang
Lingkup
Karya
tulis ini dibuat tanggal 23 Juni 2012 sampai 30 Agustus 2012.
BAB
II LANDASAN TEORI
2.1
Landasan teori
Untuk mendukung landasan teori perlu adanya teori
yang mendukung dan menjelaskan masalah dalam penulisan karya tulis ini.
2.2
Pengertian judul
2.2.1. Manfaat
menurut KBBI adalah kegunaan atau faedah.
2.2.2. Monumen
menurut KBBI adalah jenis bangunan yang dibuat untuk memperingati seseorang
atau peristiwa yang dianggap penting oleh suatu kelompok social sebagai bagian
dari peringatan kejadian pada masa lalu dan tempat yang mempunyai nilai sejarah
yang penting, oleh karena itu dipelihara dan dilindungi.
2.2.3. Pelajar
menurut KBBI adalah anak sekolah (terutama pada sekolah dasar dan lanjutan),
seperti anak didik atau siswa.
2.3 Beberapa pengertian metodologi
Menurut
Titus “Metode adalah cara, pendekatan, atau proses untuk
menyampaikan informasi”. Pendapat lain mengatakan: Menurut Macquarie “metode adalah suatu cara melakukan sesuatu,
terutama yang berkenaan dengan rencana tertentu”. Berdasarkan pendapat di atas
penulis menyimpulkan bahwa metode adalah cara untuk menyampaikan informasai dengan
suatu rencana.
2.3.1
Metode Observasi
James
A. Black (1970:150), mengatakan Metode Observasi adalah “suatu cara untuk
mengumpulkan data- data melalui pengamatan langsung”. pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa Metode Observasi dilakukan dengan cara melihat langsung objek
yang diteliti dengan pancaindra.
2.3.2
Metode Dokumentasi
Menurut
W.J.S Purwadarmita, Metode Dokumentasi adalah “suatu cara mengumpulkan data
melalui buku- buku panduan, surat kabar, atau media lainnya yang dapat
digunakan sebagai bukti atau keterangan.
2.3.3
Metode Interview
Yaitu
suatu metode yang digunakan untuk mencari data dengan cara menanyakan langsung
atau mewawancarai untuk mengetahui secara jelas
2.4
Koleksi Monumen Yogya
Kembali
2.4.1
Lantai 1 (Satu)
Dari
halaman dalam ini kita amati bangunan induk Monumen Yogya Kembali yang berdiri
kokoh, dan terlihat pintu masuk lantai II menghadap ke selatan. Namun sebelum
kelantai II pengunjaung terlebih dahulu menuju lantai I dengan mengelilingi
kolam sebelah barat, pintu masuk lantai I berada di sebelah barat.
Lantai
pertama terdiri dari:
a.)
Ruang
pengelola atau ruang bagian umum yang berfungsi sebagai ruang kerja, yang
dilengakapi dengan ruang informasi ;
b.)
Ruang
perpustakaan berada di sebelah kiri pintu keluar lantai satu, perpustakaan
Monumen Yogya Kembali merupakan perpustakaan khusus yang menyediakan bahan referensi sejarah
perjuangan bangsa Indonesia ;
c.)
Ruang
serbaguna terletak di tengah-tengah bangunan lantai I yang dilengakapi dengan
panggung terbuka ;
d.)
Ruang
bagian operasional ;
e.)
Ruang
souvenir terletak disamping kanan pintu keluar lantai I.
Lantai I
ini dipamerkan koleksi diantaranya:
a.)
Patung
Dada Panglima Besar Jenderal Sudirman dan Letnan Jenderal Oerip Soemoharjo ;
b.) Panil foto pelaksanaan Pembangunan Monumen
Jogja Kembali ;
c.)
Patung foto Imam Bonjol ( 1722 - 1864 ) ;
d.) Meriam Jugo M – 48 ;
e.)
Dokar Tentara Pelajar ;
f.)
Patung Nyi Ageng Serang ;
g.)
Meriam PSU akan Bofors ;
h.) Patung Teungku Umar ( 1854 - 1899 ) ;
i.)
Patung Tjut Nya Dien ( 1850 - 1908 ) ;
2.4.2
Ruang Museum 1 (Satu)
Merupakan
ruang pamer tetap dengan tema “SEKITAR PROKLAMASI KEMERDEKAAN” di ruang museum
1 disajikan benda-benda koleksi yang mendukung perjuangan bangsa Indonesia dari
peristiwa sekitar Proklamasi Kemerdekaan ,beberapa diantaranya sebagai berikut:
2.4.2.1 Panil Tegak 1
Pada panil ini disajikan beberapa dokumen foto-foto peristiwa sekitar Proklamasi Kemerdekaan bangsa Indonesia 17 Agustus 1945 Pegangsaan Timur 56 Jakarta,terdiri dari:
Pada panil ini disajikan beberapa dokumen foto-foto peristiwa sekitar Proklamasi Kemerdekaan bangsa Indonesia 17 Agustus 1945 Pegangsaan Timur 56 Jakarta,terdiri dari:
a.)
Ibu Fatmawati
ketika menjahit Sang Merah Putih ;
b.)
Pembacaan Teks
Proklamasi oleh Ir.Soekarno atas nama bangsa Indonesia ;
c.)
Upacara
pengibaran Bendera Merah Putih oleh Latief Hindraningrat dan Suhud ;
2.4.2.2 Panil Dinding 1
Disajikan beberapa bingkai Foto peristiwa sewaktu rakyat Jakarta dalam menyambut Gema Proklamasi di Lapangan Ikada pada tanggal 19 September 1945 terdiri dari:
Disajikan beberapa bingkai Foto peristiwa sewaktu rakyat Jakarta dalam menyambut Gema Proklamasi di Lapangan Ikada pada tanggal 19 September 1945 terdiri dari:
a.)
Rakyat Jakarta
berbondong-bondong menuju Lapangan Ikada untuk menyambut Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia ;
b.)
Presiden
Soekarno ketika menyampaikan pesan singkat, belia tidak jadi berpidato hanya
menyampaikan pesan kepada rakyat ;
c.)
Suasana rapat
umum di lapangan Ikada yang dijaga ketat oleh bela Tentara Jepang .
2.4.2.3 Vitrin Sudut 1
a.)
Mikrophone ;
b.)
Sabel Morsose
2 buah milik prajurit Indonesia yang telah mengikuti pendidikan militer Jepang
;
c.)
Bambu runcing,
dilengkapi dengan potret diri Kyai Haji Subchi.
2.4.2.4 Panel Dinding 2
Disajikan
beberapa bingkai dokumen foto :
a.)
Sri Sultan
Hamengku Buwono IX ;
b.)
Sebagian
jenasah korban dari pertempuran Kotabaru, Yogyakarta paada tanggal 07 Oktober
1945 ;
c.)
Susunan
konggres pemuda yang pertama ;
d.)
AURI dengan
pesawat Cureng yang baru saja berhasil diperbaiki, berdemonstrasi di atas kota
Yogyakarta untuk memeriahkan jalannya Konggres Pemuda yang pertama .
2.4.2.5 Panil Dinding 3
Disajikan
sebuah bagan susunan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta setelah Proklamasi
17 Agustus 1945 yang dilengkapi dengan peta timbul Wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta.
2.4.2.6 Panil Dinding 4
Disajikan 6
bingkai foto perjuangan bangsa Indonesia dalam bidang politik , diplomasi, pendidikan
dan soaial budaya :
a.)
Berdirinya
Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada 3 Maret 1946 yang bertempat di Pagelaran
Keraton Yogyakarta ;
b.)
Kegiatan APWI
pada tanggal 28 April 1946 ;
c.)
Peresmian dan
pembukaan Bank Negara Indonesia ;
d.)
Contoh uang
ORI ;
e.)
Barisan bambu
runcing ;
f.)
Gerakan
pemberantasanbuta huruf di Yogyakarta pada tanggal 17 Maret 1948.
2.4.2.7 Panil Dinding 5
Disajikan 6 bingkai foto
sebagai kelanjutan dari penyajian Panil Dinding 4 :
a.)
Pelantikan
BPKNIP, tanggal 29 Agustus 1945 ;
b.)
Suasana
pelantikan Laskar-laskar perjuangan rakyat dalam usaha memperkokoh TRI pada
tanggal 12 November 1945 ;
c.)
Kegiatan para
Seniman Patung Yogyakarta pada awal
kemerdekaan ;
d.)
Penurunan
bantuan obat-obatan dari India ;
e.)
Suasan
demonstrasi rakyat Pasundan yang berada di Yogyakarta ;
f.)
Presiden
Soekarno membuka pemberantasan buta huruf di alun-alun utara Keraton
Yogyakarta.
2.4.2.8 Teras Sudut Ruang Museum
Dilestarikan unsure-unsur pendukung kekuatan bersenjata berupa replika
pakaian seragam, beberapa diantaranya adalah :
a.
HEIHO
Adalah
pembantu prajurit Jepang berasal dari rakyat Indonesia yang dibentuk tanggal 22
April 1943 ;
b.
PETA
Adalah
Pasukan Pembela Tanah Air yang terdiri dari pasukan sukarela bangsa Indonesia ;
c.
LASWI
Adalah
Laskar Wanita Indonesia yang dibentuk
pada tanggal 12 Oktober 1945, di Bandung ;
d.
POLISI
ISTIMEWA
Sebagai
visualisasi dari Polisi Istimewa sekarang menjadi Brigade Mobil Republik
Indinesia.
2.4.2.9 Vitrin Dinding 1
Di dalam
vitrin dilestarikan berbagai jenissenjata tajam milik pejuang yang digunakan
selama Perang Kemerdekaan berupa : 3 bilah keris, 2 bilah samurai, 2 buah
tombak, kudi dan golok serta replika perlengkapan Prajurit PETA.
2.4.2.10 Vitrin Dinding 2
Dilestarikan
beberapa pucuk senjata api hasil rampasan dari pihak lawan , terdiri dari :
Sepucuk Senapan LE MK I, Sepucuk Senapan LE MK III, Sepucuk senapan mesin
ringan MK I dan Mortir 50 serta 2 buah peluru mortar.
2.4.2.11 Vitrin Tengah 1
Disajikan 2 buah miniature
perahu , perahu Jungkung dan Perahu Mayang.
2.4.2.12 Vitrin Tengah 2
Disajikan
miniature kapal, kapal Pinisi sebagai visualisasi peranan ALRI. Kapal Gadjah
Mada I yang digunakan ALRI dalam pertempuran malawan Kapal perang Belanda di Teluk Cirebon. Miniatur
kapal ini sumbangan dari Sub Dinas Sejarah dan Tradisi ABRI, Dinas Penerangan
Angkatan Laut , Jakarta pada tanggal 16 Februari 1996.
2.4.2.13 Panil Tegak 2
Disajikan 4
bingkai foto peristiwa pertempuran rakyat Indonesia melawan sekuti di Surabaya:
a.)
Suasana
pertempuran Surabaya, 10 November 1945 ;
b.)
Suasana
pejuang yakni arek-arek Surabaya waktu menghadapi Tentara sekutu/NICA ;
c.)
Panglima
Divisi Mayor Jendral Sungkono saat melapor kepada Panglima Jendral Soedirman ;
d.)
Upacara
pemberian Ijazah Lulusan Militer Akademi Yogyakarta.
2.4.2.14 Panil Dinding 6
Disajikan
sebuah bagan Struktur organisasi Pembela Tanah Air (PETA) Wilayah Jawa Tengah.
Peta ini dibentuk berdasarkan Osamu Seire Nomor 44 tanggal 3 Oktober 1943.
2.4.2.15 Panil Dinding 7
Disajikan
sebuah bagan Struktur Organisasi Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada tanggal 22
Agustus 1945.
2.4.2.16 Panil Dinding 8
Disajikan
sebuah bagan Struktur Organisasi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang di bentuk
pada tanggal 5 Oktober dan pada tanggal 1 Januari diubah menjadi TKR.
2.4.2.17 Vitrin Tengah 3
Dalam vitrin
ini dilestarikan duplikat Panji-panji divisi Angkatan Perang Republik Indonesia
yang diserahkan oleh Preaiden Soekarno kepada para Panglima Divisi pada tanggal
5 Oktober 1946.
2.4.2.18 Vitrin Tengah 4
Dilestarikan
duplikat Panji-panji Resimen Angkatan Perang RI khususnya Divisi Diponegoro
antara lain :
a.)
Panji Resimen
17 / DDN ;
b.)
Panji Resimen
18 / DDN;
c.)
Panji Resimen
19 / DDN;
d.)
Panji Resimen
20 / DDN;
e.)
Panji Resimen
21 / DDN;
f.)
Panji Resimen
22 / DDN;
2.4.2.19 Panil Dinding 9
Disajikan
sebuah Struktur Organisasi Tentara
Rakyat Indonesia (TRI) Wilayah Jawa dan Sumatra. TRI ini semula adalah TKR yang
selanjutnya berdasarkan Penetapan Pemerintah No.4/SD 25 Januari 1946 menjadi
TRI.
2.4.2.20 Vitrin Dinding 3
DAlam vitrin
ini dilestarikan visualisasi Kesatauan BKR yang terdiri 3 Matra Seragam
Angkatan Perang Republik Indonesia.
a.)
BKR Darat. BKR
darat meerupakan embrio dari TNI-AD ;
b.)
BKR Laut,
dibentuk pada tanggal 10 September 1945, tanggal 25 Januari 1946 dirubah
namanya menjadi TRI Laut dan pada tanggal 19 Juli 1946 dangan diresmikannya TNI
maka ALRI menjadi TNI AL ;
c.)
BKR Udara,
dibentuk pada tanggal 22 Agustus 1945 dan tanggal 9 April 1946 dibentuk TRI AU,
himgga tanggal 3 Juni 1947 dangan diresmikannya TNI maka TRI AU menjadi TNI AU.
2.4.2.21 Vitrin Dinding 4
Disajikan
koleksi visualisasi peranan Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia (BPRI)
Mataram selama Perang Kemerdekaan yang diserahkan oleh Bapak H.Turmudzi. Adapun
benda-benda sejarah tersebut antara lain :
a.)
Bendara Merah
Putih ;
b.)
Duplikat Panji
BPRI Mataram ;
c.)
Mesin tulis
Merk Remington milik kompi 1 BPRI Mataram ;
d.)
Guci Keramik.
2.4.2.22 Vitrin Sudut 2
Dilestarikan koleksi
visualisasi peranan Ankatan Udara RI, koleksi ini antara lain:
a.)
Miniatur
replika Pesawat Cureng adalah jenis pesawat latih yang digunakan selama perang
Kemerdekaan oleh AURI ;
b.)
Ssebuah
dokumen foto para penerbang ssetelah berhasil melaksanakan serangan balas atas
kedudukan Belanda di 3 kota, Ambarawa, Salatiga, dan Semarang.
2.4.3 Ruang
Meseum II (Dua)
Merupakan
ruang pamer tetap dengan thema “PERANG GERILYA DENGAN SISTEM PERTAHANAN RAKYAT
SEMESTA”. Diruang ini disajikan benda-benda koleksi yang mendukung Visualisasi
Perjuangan Bangsa Indonesia, sebagaiman dijelaskan beberapa diantaranya adalah
:
2.4.3.1 Panil Tegak 1
Disajikan 2
bingkai dokumen foto suasan perundingan antara Komisi Tiga Negara dengan Indonesia
di Hotel Kaliurang pada tanggal 13 Januari 1948.
2.4.3.2 Panil Dinding 1
Disajikan 4
bingkai dokumen foto suaasan kota Yogyakarta setelah agresi Militer Belanda
kedua antara lain :
a.)
Kesibukan
Pasukan Belanda di sekitar Tugu Pal Putih Yogyakarta ;
b.)
Para pemuda
Tionghoa dengan bersenjata bamboo runcing ;
c.)
Penghancuran
Jembatan Kali Pentung, Gunung Kidul ;
d.)
Presiden,
Wakil Presiden dan beberapa Pejabat tinggi lainnya ditawan Belanda tanggal 19
Dessember 1948.
2.4.3.3 Vitrin Sudut 1
Dalam vitrin
ini di lestariakan beberapa peralatan komunikasi yang diperoleh secara tidak
langsung dari Singapura, selanjutnya selam perang kemeredekaan digunakan oleh
TNI Bidang Perhubungan Angkatan Darat yang ditempatkan di Pemancar darurat di
Desa Balong, Jenawi, Karanganyar untuk memperlancar komunikasi.
2.4.3.4 Panel Dinding 2
Disajikan 4
bingkai dokumen foto peranan Pelajar Pejuang selama Agresi Militer kedua di
Yogyakarta, terdiri dari :
a.)
Markas TGP
bidang kesehatan pimpinan dr.Mustopo di Cangkringan Yogya Utara Kabupaten
Sleman ;
b.)
Pandu dengan peralatan
klethek mengangkut korban Agresi Militer Belanda
c.)
PMI yang
bermarkas di rumah penduduk ;
d.)
Seorang
petugas PMI merawat korban perang.
2.4.3.5 Vitrin Dinding 1
Dilestarikan juga
beberapa peralatn Perhubungan Tantara Nasional Indonesia Angkatan Darat yang di
gunakan selama perang gerilya.
2.4.3.6 Panil Dinding 3
a.)
Peretemuan
Pelajar Pejuang di rumah makan “Prasodjo” tahun 1948 ;
b.)
Suasana pasar
darurat di Yogyakarta ;
c.)
Pelaksanan
perang Gerilya Tentara Pelajar di Godean.
2.4.3.7 Panil Dinding 4
Disajikan
beberapa dokumen foto peranan media massa maupun Laskar Wanita Yogyakarta dalm
mendukung perjuangan bangsa Indonesia untuk merebut dan mempertahankan
Kedaulata RI.
2.4.3.8 Vitrin Dinding 4
Dilestarikan
peralatan milik Laskar Wanita Yogyakarta yang digunakan selama Perang
Kemerdekaan.
2.4.3.9 Vitrin Dinding 1
Disajikan
sebuah bagan Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia sejak Proklamasi Kemerdekaan
tanggal 17 Agustus 1945 hingga Perjuangan Pengembalian Kedaulatan Negara RI.
2.4.3.10 Vitrin Dinding 3
Dilestarikan
dokumen benda sejarah milik Almarhum Kanjeng Raden Tumenggung Honggowongso .
2.4.3.11 Vitrin Tengah 1
Disajikan 4
pucuk senjata api jenis pinggang lintas datar yang digunakan semasa Perang
Gerilya.
2.4.3.12 Peta Timbul Route Gerilya
Di dalam ruang
ini disajikan pula peta timbul route gerilya Panglima Besar Jendral Soedirman
dari tanggal 19 Desember 1948 hingga 10 Juli 1949.
2.4.4 Ruang
Museum III (Tiga)
Merupakan
ruang pamer tetap dengan thema “SEPUTAR PELAKSANAAN SERANGAN UMUM 1 MARET
1949”, hal ini merupakan puncak dari perang gerilya rakyat semesta dalam
menghadapi Agresi Militer Balanda. Adapun wujud dari materi pameran yang
disajikan adalah berupa foto-foto para tokoh pelaku Serangan Umum 1 Maret 1949,
beberapa diantaranya dapat diuraikan sebagai berikut :
2.4.4.1 Evokatif
Dapur Umum
Agresi Militer
Belanda Kedua pada tanggal 19 Desember 1948, Lapangan terbang Maguwo dan
Ibukota Republik Indonesia Yogyakarta diduduki , bahkan para pemimpin Negara
berhasil di asingkan. Untu keperluan konsumsi didirikan “dapur Umum” di daerah
gerilya. Evokotif ini memberikan gambaran suasana kegiatan “Dapur Umum” di
daerah gerilya Kecamatan Karangmojo, Kabuten Gunung Kidul, semasa Agresi
Militer Belanda Kedua.
2.4.4.2 Evokatif Palang Merah Indonesia
Dalam evokatif
ini dilestarikan seperangkat alat kesehatan milik kesatuan Wehrkreis III yang
diserahkan oleh Kapten Sugiyo pada tanggal 23 Oktober 1993 ; kursi evakuasi
milik Bapak Sastro Admojo ; serta beberapa peralatan rumah tangga lainnya
disumbangkan pada tanggal 12 November 1994.
2.4.4.3 Peta Timbul Route Konsolidasi Komandan WK III
Sore
haritanggal 19 Desember 1948 Komandan brigade X Letnal Kolonel Soeharto beserta
beberapa perwira stafnya, memindahkan markas Komando ke Ngotho, Bantul, dari
tempat ini Letnal Kolonel Soeharto dengan beberapa stafnya melakukan perjalanan
untuk mengkonsolidasikan pasukan dan membentuk sektor-sektor pertahanan di
sekitar Yogyakarta, perjalanan dimulai pada tanggal 20 Desember 1948.
2.4.4.4 Peta Timbul Pembagian Wilayah Wehrkreis III
Komandan
Wehrkreis III Letnal Kolonel Soeharto dengan tujuan lebih meningkatkan
koordinasi dengan pasukannya maka pada tanggal 6 Januari 1949 di Markas Komando
Desa Segoroyoso mengadakan perubahan wilayah Wehrkreis III.
2.4.4.5 Alat Cetak Proef
Milik
percetakan Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat yang sewaktu Agresi Militer
Belanda kedua 19 Desember 1948.
2.4.4.6 Unit Caraka
Unit caraka
terdiri dari replika caraka, tas kebo dan sepeda merk simplex milik Ibu Roeswo
tokoh dapor umum di Yogyakarta.
2.4.4.7 Seperangkat Meja Kursi Tamu
Seperangkat
meja kursi milik tamu Bapak Djojo Pawiro, mantan bekel Sendangsari yang
digunakan oleh Komandan SWK 103 A Mayor Ventje Sumual selama Clash kedua di
markas gerilya desa Sendangsari, Minggir Sleman.
2.4.4.8 Peta Timbul Serangan Umum 1 Maret 1949
Serangan umum
1 Maret 1949 dilancarkan pada waktu siang hari mulai jam 06.00 s/d jam 12.00.
Jendral Soedirman, pelaksanaannya diserahkan sepenuhnya kepada Letnal Kolonel
Soeharto selaku penanggung jawab keamanan daerah wehrkreis III.
2.4.4.9 Potret diri Para Komandan Sub Wehrkreis III
Pada dinding
museum atau tepatnya di atas Peta Timbul Serangan Umum 1 Maret 1949 diabadikan
Potret Diri Komandan Wehrkreis dan para Komandan Sub Wehrkreis, diantaranya ada
:
a.)
Letnal Kolonel
Soeharto ;
b.)
Letnal Marsudi
;
c.)
Mayor
Sardjono;
d.)
Letanal
Kolonel Suhud ;
e.)
Mayor HN
Ventje Sumual ;
f.)
Mayor Sukasno.
2.4.4.10 Seperangkat Meja Kursi
Seperangka
meja kursi, dilengkapi dengan senthir (lampu penerang) milik Bapak R. Sukapsir
yang dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar para siswa Kepolisian Negara
Republik Indonesia selama clash kedua tanggal 28 April s/d Juni 1949.
2.4.4.11 Vitrin Sudut
Dalam Vitrin
Sudut ini dilestarikan koleksi yang mendukung perjuangan bangsa Indonesia
khususnya dalam melaksanakan Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta antara
lain :
a.)
Sepucuk
senjata Owen Gun ;
b.)
Baret milik
Komandan SWK 101, Letnal Marsudi ;
c.)
Sebilah
Samurai dan Danso milik Soepanoto anggota Brigade XVII/Tentara Pelajar ;
d.)
Topi Baja
tembus peluru yang dipakai Soepanoto dalam pertempuran di Rojodani tanggal 29 Mei 1949 ;
e.)
Potret diri
pejuang Soepanoto ;
f.)
Potret diri
pejuang Harsono.
2.4.4.12 Dinding Ruang Museum Sebelah Utara
Dilestarikan
beberapa lembar dokumen arsip Surat Perintah Harian Komandan Werkreis III . Di
dinding dilestarikan 5 buah pamphlet perjuangan yang dikeluarkan oleh Jawatan
Penerangan Kabupaten Kulon Progo dan Kapanewon Galur , Kulaon Progo pada tahun
1946-1948 dalam mendukung semangat perjuangan rakyat selama perang kemerdekaan
di Yogyakarta.
2.4.4.13 Meja Kursi Sultan Hamengku Buwono IX
Meja kursi ini
dipakai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dalam menyelesaikan tugas-tugas
kenegaraan antara lain sebagai Mentri Negara Koordinator Keamanan Dalam Negeri
dalam rangka membela, menegakan dan memprtahankan Kemerdekaan diri tahun
1945-1949 di gedung Wilis Kepatihan Yogyakarta.
2.4.4.14 Meja Kerja Sri Paduka Paku Alam VIII
Dipakai dalam
menyesaikan tugas-tugas kenegaraan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan diri
tahun 1945-1949. Dilengkapi ppula dengan susunan Pemerintahan Kesultanan dan
Pakualam pada masa pendudukan Belanda.
2.4.4.15 Bagan Susunan Pemerintahan
Dilestatrikan
satu bagan Susunan Pemerintahaan Kesultanaan dan Pakualam di jaman Belanda,
Jepang dan kemerrdekaan.
2.4.5 Ruang
Museum IV (Empat)
Merupakan
ruang pamer tetap dengan thema “YOGYA SEBAGAI IBUKOTA NEGERA REPUBLIK
INDONESIA”. Peristiwa besar yang terjadi pada masa revolusi fisik berupa
pemindahan ibukota dari Jakarta ke Yogyakarta, memiliki sebab akibat yang
sangat penting bagi kelangsungan Pemerintahan Negera Republik Indonesia.
Situasi dan kondisi Yogyakarta pada masa itu diungkapakan dalam penyajian di
ruang museum IV ini berupa :
2.4.5.1 Patung dada Ir. Soekarno
Beliau
dilahirkan pada tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya dan wafat di Jakarta paada
tanggal 21 Juni 1970 dimakamkam di Blitar. Semasa perjuangan sempat beberapa
kali ditangkap Belanda, antara lain pada tahun 1930 di penjarakan di penjara
Sukamiskin dan pembelaannya yang
terkenal dengan judul “INDONESIA MENGGUGAT”.
2.4.5.2 Patung Dada Drs. Moh. Hatta
Drs. Moh.
Hatta dikenal sebagai Proklamator dan Wakil Presiden pertama sejak 18 Agustus
1945 s/d tahun 1956, beliau dilahirkan di Batuampar tanggal 12 Agustus 1902 dan
meninggal di Jakarta pada tanggal 14 Maret 1980. Pada tahun 1927-1928 oleh
karena perjuangannya beliau ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara oleh
pemerintah Belanda di Penjara Den Haag bersama Nasir Pamuncak, Abdul Madjid dan
Ali Sastroamidjoyo.
2.4.5.3 Teks Proklamasi
Teks
Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang otentik setelah selasai dikonsep
oleh Ir. Soekarno dan diadakan beberpa kata perubahan selanjutnya diketik
Sayuti Melik dan ditandatangani oleh Soekaro-Hatta atas nama Bangsa Indonesia.
2.4.5.4 Foto Dokumen Kegiatan Presiden dan Wakil Presiden.
a.
Presiden
Soekarno didanpingi Sri Sultan Hammengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam
VIII dalam pembukaan Konggres Pemuda I di Balai Mataram Yogyakarta tanggal 10
November 1945 ;
b.
Istana
Kepresidenan, gedung ini dijadikan tempat tinggal resmi Presiden Soekarno
sekaligus kantor unutuk melaksanakan tugas-tugas kenegaraan sewaktu Ibukota
Republik Indonesia di Yogyakarta tahun 1946-1949 ;
c.
Ibu Fatmawati
memberikan sambutan dalam Konferensi Wanita pada Agustus 1946, di Istana
Kepresidenan Yogyakarta ;
d.
Presiden
Soekarno , Ibu Fatmawati , Wakil Presiden Moh. Hatta beserta Ibu Rahmi, sewaktu
mengahdiri Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-40 pada tanggal 20 Mei 1948
di Istana Kepresidenan Yogyakarta.
2.4.5.5 Tempat Tidur Presiden Soekaarno
Dipakai
Presiden Soekarno beristirahat beberapa hari waktu beliau baru saja tiba di
Yogyakarta tanggal 4 Januari 1946.
2.4.5.6 Foto Dokumen Kegiatan Bersama Keluarga dan Wakil
Presiden.
a.
Presiden
Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta tiba di Stasiun Tugu Yogyakarta, pada
tanggal 4 Januari 1946;
b.
Rumah dinas
Jalan Reksobayan adalah tempat empat tinggal resmi Wakil Presiden Moh. Hatta
sekaligus kantor beliau dalam melaksanakan tugas-tugas kenegaraan;
c.
Potret diri
Presiden Soekarno;
d.
Potret diri
Wakil Presiden Moh. Hatta;
e.
Agresi militer
Belanda II telah berak berakhir, Presiden Soekarno kembali berkumpul bersama
Ibu Fatmawati, Guntur dan Megawati;
f.
Wakil Presiden
Drs. Moh. Hatta bersama Ibu Rahmi, tanggal 6 Juli 1949.
2.4.5.7 Patung Dada Ki Hadjar Dewantara
Ki Hadjar
Dewantara tokoh Pergerakan Nasional yang lahir tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta
dengan nama RM. Soewardi Suryaningrat. Perjuangannya dimulai sejak tahun 1912
dengan mendirikan Partai Politik ‘INDISCHE PARTY”.
2.4.5.8 Patung Dada Kyai Haji Mas Mansyur
Patung Dada
Kyai Haji Mas Mansyur, tokoh pergerakan nasional yang lahir pada tanggal 25
juni 1896 di Surabayabeliau ahli dalam ilmu tasawuf , ilmu tauhid dan falsafah.
perjuangannya dimulai pada tahun 1937 sebagai Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah
di Jawa TImur.
2.4.5.9 Peta Timbul Wilayah RIS
Setelah
Konferensi Meja bundar (KMB)berlangsung pada tanggal 29 Oktober 1949dilakukan
penandatanganan persetujuan konstitusi RIS di kota Scheveningen Nederland, pada
tanggal 2 November 1949 dilangsungkan upacara penutupan KMB di Den Haag. maka
wilayah Republik Indonesia Serikat divisualisasikan dalam peta timbul ini.
2.4.5.10 Meja dan Kursi Tamu Wakil Presiden Moh. Hatta
Dipakai oleh
Wakil Presden untuk menemuai tamu-tamu beliau dan tamu kenegaraan di rumah
dinas, Jalan Reksobayan, Yogyakarta 1946-1949.
2.4.5.11 Potret Diri Tokoh Pemimpin Republik Indonesia
Sebagai latar
belakang penyajian meja, kursi tamu Wakil Presiden disajikan potret diri para
tokoh pemimpin, antara lain :
a.
Pangsar
Soedirman ;
b.
Letnal Jendral
Oerp Soemuharjo ;
c.
Mayor Jendral
Gatot Subroto ;
d.
Komisi Besar
Polisi R. Soekanto ;
e.
Komodor Uadara
S. Suryadarma ;
f.
Laksamana Muda
M. Nazir ;
g.
Mr. Mohammad
Roem ;
h.
Haji Agus
Salim.
2.4.5.12 Kursi Kerja Komite Nasional Indonesia Daerah
Disajikan dua
buah kursi kerja yang pernah dipakai untuk rapat atau sisang KNID. Semula KNID
berkantor di Jalan K.H.A. Dahlanmenempati bekas kantor Hokokai, setelah Gedung
Cokan Kantai (Gedung Agung) berhasil direbut dari tangan Jepang tanggal 21
September 1945. Sejak tanggal 4 Januari 1946 sebagai Ibukota Republik Indonesia
dan Gedung Agung menjadi pusat pemerintahan, maka KNID pindah ke Jalan
Malioboro.
2.4.5.13 Foto Dokumen Kegiatan KNID dan KNIP
2.4.6 Koleksi Relief
Relief
Monumen Yogya Kembali dipahatkan dengan menggunakan cor berwarna batu alam
(Andesit) dengan teknik pahatan Relief Candia tau “Bas Relief”, di dinding
lapik pagar langkan lantai II empat sisi yang melingkari tubuh Monumen Yogya
Kembali berukuran 1,6x4x80 m dengan adegan sebanyak 40 episode yang
masing-masing relief setinggi 130 cm.
Dengan bingkai 20 cm di sebelah bawah dan 10 cm di sebelah atas.
Beberbagai koleksi relief sebagai
berikut :
a. Relief 01
Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur No. 56
Jakarta.
b. Relief 02
Gema
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di
Yogyakarta, 05 September 1945.
c. Relief 03
Pertempuran
Kota Baru, 07 Oktober 1945 di Butai Kotabaru Yogyakarta.
d. Relief 04
Konggres
Pemuda di Balai Mataram Yogyakarta, 10 November 1945.
e. Relief 05
Pemilihan
Panglima Besar TKR di Yogyakarta, 12 November 1945.
f. Relief 06
Serangan
Udara Sekutu di Kota Yogyakarta, 27 November 1945.
g. Relief 07
Yogyakarta
menjadi Ibukota Republik Indonesia, 04 Januari 1946.
h. Relief 08
Berdirinya
Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada di Yogyakarta, 03 Maret 1946.
i. Relief 09
Pengawalan
dan Pengangkutan Tawanan Jepang di Yogyakarta, 28 April
j. Relief 10
Peringatan
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang Pertama di Yogyakarta , 17 Agustus 1946.
k. Relief 11
Hari
Ulang Tahun Pertama Angkatan Perang Republik Indonesia di Yogyakarta, 05
Oktober 1946.
l. Relief 12
Peringatan
6 Bulan Berdirinya Militer Akademi di Yogyakarta 06 Oktober 1946.
m. Relief 13
Perjanjian
Linggarjati, 15 November 1947.
n. Relief 14
Pelantikan
Pucuk Pimpinan TNI, 28 Juni 1947.
o. Relief 15
Persiapan
Serangan Balas Angkatan Udara Republik Indonesia, 29 Juli 1947.
p. Relief 16
Kapal
Selam yang Pertama di Indonesia, Juli 1948.
q. Relief 17
Notulen
Kaliurang 13 Januari 1948.
r. Relief 18
Penandatanganan
Perjanjian Renville, 17 Januari 1948.
s. Relief 19
Pasukan
Hijrah Tiba di Yogyakarta, Februari 1948.
t. Relief 20
Bantuan
Obat-obatan dari Mesir, 05 Maret 1948.
2.4.7 Garbha Graha
Garbha
Graha di lantai III, puncak dari bangunan induk yang disebut dengan Garbha
Garha atau ruang hening. Dengan luas 1.121 m2 bentuk kerucut terpancung dengan
dua lapik ( kulit ) dengan
kemiringan 45 derajat. Garis tengah ruangan 28,50. Bagian puncak yang tingginya
14 meter dari lantai terdapat ruang cahaya dengan garis tengah 1,40 m.
Disamping itu ruang Garbha Graha dilengkapi dengan sarana antara lain:
a) Unit
Bendera Pusaka
Tepat di tengah ruangan dipasang Tiang Bendera dilapisi kayu
cendana setinggi 5 meter. Tiang Bendera berdiri di atas alas berupa bidang
lingkaran terbuat dari batu bintang, sehingga memantulkan sinar alam dengan
berbagai warna alam. Duplikat Bendera Pusaka yang diserahkan oleh Bapak
Presiden Soeharto kepada ketua panitia.
b) Unit Relief Simbolik
Pada dinding dalam kulit kerucut terdapat relief memegang
granggang yang melambangkan perjuangan fisik (bersenjata) dari tangan memegang
pena yang melambangkan perjuangan diplomatik, lukisan perjuangan yang secara
simbolik mengandung arti bahwa keberhasilan perjuangan untuk merebut dan
memprtahankan kemerdekaan Republik Indonesia , melalui semngat persatuan dan
kesatuan.
c) Unit Kata Mutiara ( Pesan Pelaku
Pejuang)
Kata pesan pelaku ini diwakili oleh Bapak Jenderal
Purnawirawan Soeharto. Kata pesan tersebut dipahatan pada rana bagian
belakang yang dilapisi marmer hitam.
Ditulis sesuai tulisan tangan beliau dengan tinta ema emas sebagai berikut:
Rakyat dan ABRI selalu manunggal,
Perjuangan dan cita-cita pantang gagal,
Negara pancasila tetap jaya dan kekal,
Berkat Ridho Tuhan Yang Maha Tunggal.
Perjuangan dan cita-cita pantang gagal,
Negara pancasila tetap jaya dan kekal,
Berkat Ridho Tuhan Yang Maha Tunggal.
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Sejarah Monumen Yogya Kembali
Monumen
Yogya Kembali dibangun pada tanggal 29 Juni 1985, dengan Upacara Tradisional
penanaman kepala kerbau dan peletakan batu pertama oleh Sri Sultan Hamengku
Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII.
Dipilihnya
nama “Yogya Kembali” dengan pengertian yang luas, berfungsinya pemerintah
Republik Indonesia dan sebagai tetenger peristiwa sejarah ditarik mundurnya
tentara Belpengguna dari Ibukota Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1949 dan
kembalinya Presiden Soekarno, Wakil Presiden, Pimpinan Negara yang lain pada
tanggal 6 Juli 1949 di Yogyakarta. Hal ini dapat dippenggunang sebagai titik
awal bangsa Indonesia secara nyata bebas dari cengkeraman penjajah khususnya
Belpengguna dan merupakan tonggak sejarah yang menentukan bagi kelangsungan
hidup Negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat.
Dilihat
dari bentuknya Monumen Yogya Kembali berbentuk kerucut / gunungan dengan
ketinggian 31,80 meter adalah sebagai gambaran “Gunung Kecil” ditempatkan di
sebuah lereng Gunung Merapi. Gunung Merapi ini sangat berarti bagi masyarakat
Yogyakarta baik secara simbolik maupun faktual.
Secara
simbolik bersama laut selatan (Istana Ratu Kidul) yang berfungsi sebagai “Yoni”
dan gunung Merapi sebagai “Lingga” merupakan suatu kepercayaan yang sangat tua
dan berlaku sepanjang masa. Bahkan sementara orang menyebut Monumen Yogya
Kembali sebagai tumpeng raksasa bertutup warna putih mengkilat, dalam tradisi
Jawa tumpeng seolah-olah sebagai bentuk gunung yang dapat dihubungkan dengan
kakayon atau gunungan dalam wayang kulit, yang melambangkan kebahagiaan /
kekayaan kesucian dan sebagai penutup setiap episode perjuangan bangsa.
Monumen
Yogya Kembali terletak di Jalan Lingkar Utara, dusun Jongkang, desa Sariharjo,
Kecamatan Ngaglik, kabupaten Sleman, Yogyakarta. Didirikan di atas lahan seluas
49.920 m2. lokasi ini ditetapkan oleh Sri Paduka Hamengku Buwono IX dengan
alternative diantaranya terletak digaris poros antara gunung Merapi - Monumen
Yogya Kembali - Tugu Pal Putih - Kraton - Panggung Krapyak - Laut Selatan, yang
merupakan “Sumbu Imajiner” yang pada kenyataannya sampai sekarang masih
dihormati oleh masyarakat Yogyakarta, dan menurut kepercayaan bersatunya Lingga
dan Yoni akan menimbulkan kemakmuran di tempat ini sebagai batas akhir
ditariknya mundur tentara Belpengguna kearah utara, usaha kesinambungan tata
kota kegiatan dan keserasian Daerah Yogyakarta.
3.2 Manfaat Monumen Yogya Kembali
Bagi Para Pelajar
Manfaat Monumen Yogya Kembali bagi para pelajar sangat banyak. Monumen Yogya Kembali adalah sebuah sarana yang tepat untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya mempelajari sejarah perjuangan para Pahlawan dalam melawan penjajah. Bukan hanya itu, Monumen Yogya Kembali menyediakan pemandangan yang indah di sekitar taman maupun di dalamnya. Di dalam Monumen Yogya Kembali para pelajar dapat melihat repikla perjuangan para pahlawan dengan patung-patung yang menyerupai aslinya , sehingga kita tau dan dan dapat merasakan suasana perjuangan. Dengan adanya replika peristiwa perjuangan dan barang-barang peninggalan sejarah yang pernah di gunakan para pahlawan pada saat itu, sekaligus dapat memberikan manfaat dan kesan yang sangat mendalam sehingga kita bisa menjaga dan melestarikan peninggalan yang sudah ada, dengan begitu para generasi penerus masih dapat melihat peninggalan-peninggalan sejarah Indonesia.
Manfaat Monumen Yogya Kembali bagi para pelajar sangat banyak. Monumen Yogya Kembali adalah sebuah sarana yang tepat untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya mempelajari sejarah perjuangan para Pahlawan dalam melawan penjajah. Bukan hanya itu, Monumen Yogya Kembali menyediakan pemandangan yang indah di sekitar taman maupun di dalamnya. Di dalam Monumen Yogya Kembali para pelajar dapat melihat repikla perjuangan para pahlawan dengan patung-patung yang menyerupai aslinya , sehingga kita tau dan dan dapat merasakan suasana perjuangan. Dengan adanya replika peristiwa perjuangan dan barang-barang peninggalan sejarah yang pernah di gunakan para pahlawan pada saat itu, sekaligus dapat memberikan manfaat dan kesan yang sangat mendalam sehingga kita bisa menjaga dan melestarikan peninggalan yang sudah ada, dengan begitu para generasi penerus masih dapat melihat peninggalan-peninggalan sejarah Indonesia.
Manfaat
Monumen Yogya Kembali bagi para pelajar beberapa diantaranya sebagai berikut:
3.2.1 Menambah wawasan dan pengetahuan
tentang pentingnya sejarah Indonesia.
3.2.2 Menambah rasa kepedulian terhadap
peninggalan-peninggalan sejarah.
3.2.3 Agar dapat menghargai perjuangan
para pahlawan.
3.2.4 Agar dapat melihat dan merasakan
suasana perjuangan para pahlawan melalui replika peristiwa kejadian.
3.2.5 Agar dapat mengenang perjuangan para
pahlawan.
3.2.6 Menambah rasa bertanggung jawab
dalam berbagai hal, sama seperti sifat para pahlawan yang digambarkan didalamnya.
3.2.7 Lebih mengenal sejarah Negara
sendiri.
3.2.8 Dapat memberikan inspirasi.
3.2.9 Menumbuhkan sifat pantang menyerah,
sama seperti pahlawan.
3.3 Manfaat Wisata Sejarah
Manfaat
wisata sejarah bukan hanya sebagai sarana rekreasi semata, tetapi wisata
sejarah mempunyai arti dan peran yang sangat penting sebab dengan adanya wisata
sejarah dapat memberikan kita wawasan yang luas dan memiliki semangat
patriotisme dan nasionalisme yang tinggi. Dengan adanya wisata sejarah ini kita
dapat belajar tentang sejarah masa lampau dan seolah-olah kita sedang
berekreasi ke suasana yang lalu. Dengan wisata sejarah kita dapat melihat berbagai
peninggalan-peninggalan yang mempunyai nilai sejarah. Dengan adanya wisata
sejarah kita bisa menikmati rekreasi sekaligus belajar dan mengenal sejarah bangsa sendiri.
3.4
Pendapat Para Pelajar dan Masyarakat Tentang Monumen Yogya Kembali
Berdasarkan
hasil wawancara yang telah dilakukan, beberapa pelajar dan masyarakat
berpendapat bahwa Monumen Yogya Kembali adalah sebuah tempat yang bersejerah
yang wajib dikunjungi jika berlibur ke kota Yogyakarta, selain untuk mengetahui
sejarah kita juga dapat melihat koleksi-koleksi yang ada di Monumen Yogya
Kembali sehingga dapat menyaksikan replika perjuangan bangsa Indonesia untuk
mencapai kemerdekaan. Monumen Yogya Kembali juga merupakan bangunan monumental
sekaligus museum yang dapat digunakan sebagai sarana rekreasi yang sangat
mendidik.
Sehingga
dengan adanya Monumen Yogya Kembali dapat membantu untuk mengenang jasa para pahlawan terdahulu,
karena Monumen Yogya Kembali mempunyai niali-nilai sejarah yang sangat tinggi
dan penting untuk perkembangan tentang pengetahuan sejarah bangsa sendiri, selain
itu Monumen Yogya Kembali harus dirawat dan dijaga kelestariannya, agar kelak
generasi penerus masih dapat melihat bukti-bukti perjuangan para pahlawan
dimasa lalu, sebab sejarah sangat penting. Dengan adanya Museum bersejarah ini
kita dapat mengenali dan mengetahui prjalanan sejarah bangsa sendiri yang
sangat penting.
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan masalah pada
bab III, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
4.1.1 Monumen Yogya Kembali sebagai sarana
rekreasi, sarana pendidikan dan penelitian sejarah perjuangan bangsa atau
perjalanan sejarah.
4.1.2 Monumen Yogya Kembali dapat
menumbuhkan rasa nasionalisme dan kecintaan akan tanah air Indonesia.
4.1.3 Monumen Yogya Kembali merupakan
salah satu tempat untuk mengenang peristiwa perang para pahlawan
4.2 Saran
Dari pembahasan dan kesimpulan di
atas, penulis dapat mengajukan saran-saran sebagai berikut :
4.2.1 Agar siswa/I lebih mengetahui
pentingnya mempelajari sejarah bangsa sendiri.
4.2.2 Agar kita semua menjaga dan
menghrgai bukti perjuangan para pahlawan. karena sejarah bangsa sangat penting
bagi generasai penerus yang akan datang
Daftar Pustaka